Atasi Gejolak Pasar, China Batasi Penjualan Saham

Pasar saham China jatuh. (BBC)
Sumber :

VIVA.co.id - Pemerintah China mengambil langkah baru untuk mengatasi gejolak pasar keuangan di negara tersebut.

Dikutip dari laman BBC, Kamis 9 Juli 2015, investor yang memiliki saham lebih dari 5 persen tidak diperbolehkan untuk menjual sahamnya dalam enam bulan ke depan. Aturan baru ini dibuat untuk mengurangi tekanan pada pasar saham.

Meski telah dilakukan upaya untuk mengatasi kerugian penjualan besar-besaran di pasar saham China terus berlanjut hingga Rabu 8 Juli 2015. Indeks Shanghai Composite terjun 6,8 persen. Akibatnya nilai saham China terpuruk hampir 30 persen di bawah puncaknya pada Juni.

Kemarin, sebanyak 500 perusahaan yang telah terdaftar mengatakan akan menghentikan perdagangan sahamnya dalam upaya mereka melindungi diri dari krisis. Sekitar 1.300 perusahaan telah menghentikan perdagangan dan itu hampir setengah dari perdagangan di China.

"Untuk pertama kalinya, China Insurance Regulatory Commission (CIRC) telah mengakui ada "panic selling" yang sebenarnya. Dan ketika kita melihat sekitar 90 persen dari pasar ditangguhkan atau jatuh oleh batas harian mereka, Anda tahu hal-hal menjadi kurang rasional," kata Kepala Strategi Pasar. Chris Weston.

Sementara itu, hari ini kejatuhan pasar saham di China mulai menyebar ke saham Asia.  Saham China terus berada di level terendah pada Kamis.

Mengekor Wallstreet, Bursa Asia Dibuka Melemah

Shanghai Composite turun 3,6 persen ke 3,380.31 poin meski tindakan agresif oleh regulator seperti melarang investor besar dari penjualan saham untuk meningkatkan pasar lesu. Saham China telah kehilangan lebih dari 30% dari nilai mereka dalam satu bulan terakhir.

Indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,5% menjadi 23,369.23 pada awal perdagangan.

Pemerintah Cina terus menggelar langkah-langkah lebih pada hari Kamis dengan mencoba untuk meringankan persyaratan pinjaman margin.

China Banking Regulatory Commission (CBRC) mengatakan akan memungkinkan lembaga-lembaga keuangan untuk menegosiasikan hal jatuh tempo mengenai pinjaman, menggunakan saham sebagai jaminan, dan memungkinkan bank untuk mempermudah persyaratan margin untuk peminjam.

Data inflasi China untuk bulan Juni tidak sedikit untuk meningkatkan sentimen investor, dengan laju inflasi konsumen mempercepat menjadi 1,4 persen dari tahun lalu, mengalahkan ekspektasi pasar 1,3 persen.

Indeks Nikkei 225 Jepang turun 2,2 persen ke 19,299.67 karena investor membeli yen di tengah kekhawatiran pasar saham China dan kekhawatiran atas masa depan Yunani di zona euro.

Tapi penguatan yen negatif bagi eksportir Jepang, karena mengikis pendapatan mereka di luar negeri.

Di Australia, indeks S & P / ASX 200 turun 0,9 persen menjadi 5,418.00 pada awal perdagangan.

Indeks Kospi Korea Selatan lebih rendah sebesar 1,4 persen menjadi 1,988.73.

Bursa Efek Australia atau Australian Securities Exchange (ASX)

Bursa Asia Pasifik Tertekan Dinamika Pilpres AS

Investor mencermati siapa presiden AS yang baru.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016