- VIVA.co.id/Ahmad Rizaluddin
VIVA.co.id - Pemerintah mengingatkan pamasok daging sapi tidak menimbun stoknya agar roda ekonomi nasional tidak terganggu. Sanksi berat telah disiapkan bagi pemasok yang ketahuan menimbun.
"Kalau mereka tidak melaksanakan hal itu yang jelas izin impor enggak akan kita berikan sama sekali," kata Menteri Perdagangan Rahmat Gobel di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa 11 agustus 2015.
Sementara ini izin impor hanya akan diberikan kepada bulog karena merekalah yang memang bertugas untuk menjaga stabilitas harga.
"Fungsi yang diberikan ke importir itu harusnya seperti itu sebagai mitra tapi gak bisa jalankan itu mereka makanya peran itu dikembalikan ke Bulog," lanjutnya.
Meski harus impor, pemerintah memilih untuk impor dari Australia. "Kita harus jaga impor kita dari china karena impor kita dari china besar defisitnya, oleh karena itu kita harus jaga pasar kita supaya jangan dibanjiri produk dari mereka," kata dia.
Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Herman Khaeron, meminta pemerintah berhenti menuduh ada mafia atau siapa pun di balik meroketnya harga daging sapi yang berdampak mogoknya pedagang daging sapi.
"Tangkap saja jika ada yang bermain-main dengan pangan rakyat, karena UU 18 tahun 2012 tentang Pangan sudah memberikan kewenangan untuk menghukum pelakunya," kata Herman saat di hubungi, Selasa 11 Agustus 2015. Menurut dia, semua kebijakan terkait daging sepenuhnya ada di tangan pemerintah.
Herman mengatakan Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan harus segera membenahi manajemen stok, distribusi, dan tata niaga daging sapi.
Kenaikan harga daging sapi yang sejalan dengan penurunan daya beli masyarakat tentu akan memukul para pedagang daging sapi dan pengusaha sapi potong. "Wajar mereka mengeluh dan bahkan mogok berjualan," katanya.
Rutin Impor Daging Sapi, Solusi Turunkan Harga?
Harga daging belum sesuai dengan keinginan Presiden Rp80 ribu/kg.
