IHSG Hari Ini Diprediksi Bergerak Variatif

IHSG
Sumber :
  • Antara/Puspa Perwitasari

VIVA.co.id - Perkembangan positif Wall Street dan sentimen kawasan Asia membuat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini, Selasa 18 Agustus 2015, diperkirakan akan bervariasi.

IHSG Diproyeksi Naik, Ini Pendorongnya

Pergerakan mata uang Rupiah atas dolar Amerika Serikat akan menjadi katalis bagi pergerakan indeks.

"IHSG diperkirakan bergerak dengan support (batas bawah) di 4560 dan resisten(batas atas) di 4600 berpeluang menguat terbatas ditopang peluang penguatan rupiah," ujar Analis First Asia Capital David N Sutyanto.

David menjelaskan, Wall Street tadi malam berhasil melanjutkan penguatan pekan lalu. Indeks DJIA dan S&P masing-masing menguat 0,39 persen dan 0,52 persen tutup di 17545,18 dan 2102,44.

Penguatan dipicu redahnya kekhawatiran devaluasi Yuan dan data pembangunan rumah yang naik tercermin dari indeks Housing Market Agustus di 61 naik dari bulan sebelumnya di 60.

"Namun pasar kembali fokus pada kebijakan tingkat bunga The Fed seiring perkembangan positif perekonomian AS," ujar David.

Sementara itu, pasar saham selama sepekan kemarin ditandai meningkatnya risiko pasar terutama terimbas langkah bank sentral China (PBoC) yang mendevaluasi Yuan hingga 3 persen selama pekan. Akibatnya, mata uang emerging market seperti rupiah terkena dampak negatifnya.

Dari internal, data neraca pembayaran Indonesia kuartal 2-2015 yang mencatatkan defisit US$2,95 miliar memburuk dibandingkan kuartal 1-2015 yang masih surplus US$1,3 miliar turut meningkatkan tekanan terhadap rupiah.

"Ini terutama akibat naiknya defisit transaksi berjalan 2Q15 menjadi US$4,48 miliar atau 2,05 persen PDB dibandingkan 1Q15 sebesar US$3,8 miliar atau hanya 1,8 persen PDB," tuturnya.

IHSG akhir pekan tutup flat di 4585,391 atau hanya naik tipis 1,14 poin. Penguatan lanjutan indeks tertahan akibat risiko pasar yang masih tinggi ditandai dengan pelemahan rupiah atas dolar AS menyusul pergerakan mata uang Yuan Tingkok yang masih berisiko. Nilai tukar rupiah atas dolar AS akhir pekan lalu tutup di Rp13.763 cenderung melemah.

David menambahkan, pemodal asing di pasar saham masih melanjutkan penjualannya. Selama sepekan kemarin penjualan bersih asing mencapai Rp3 triliun melanjutkan penjualan bersih asing pekan sebelumnya Rp905 miliar.

Wall Street Catat Rekor Anjlok Terlama Sejak Krisis 2008

Sedangkan IHSG sepekan koreksi 3,9 persen dan koreksi ini telah berlangsung selama enam pekan berturut-turut. Nilai tukar rupiah atas dolar AS selama sepekan terakhir anjlok 1,7 persen. (ase)

Pekerja membersihkan kaca di Bursa Efek Indonesia, Jakarta.

Sikap Pasar Modal dan Rupiah Soal Aksi Damai 4 November

IHSG fluktuatif dan turun terus hingga 11,65 poin.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016