Sri Lanka Desak The Fed Naikkan Suku Bunga Secepatnya

Teller menghitung uang dolar AS.
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVA.co.id
Rupiah Melemah, Tertekan Gejolak Ekonomi Global
- Sri Lanka telah bergabung dengan negara-negara berkembang lainnya di Asia, dan secara terbuka meminta bank sentral Amerika Serikat (Fed) menaikkan suku bunga acuannya secepatnya untuk menghentikan spekulasi di pasar finansial mereka.
Wall Street Catat Rekor Anjlok Terlama Sejak Krisis 2008

Dilansir
Rupiah Masih Tertatih-tatih untuk Kembali Menguat
CNBC , Selasa 18 Agustus 2015, Gubernur Bank Sentral Sri Lanka, Arjuna Mahendran, mengatakan lebih setuju The Fed menaikkan suku bunganya pada September ini, daripada menundanya.


"Seperti yang saya lihat, ini akan kenaikan satu kali (suku bunga), dan setelah itu saya mengharapkan Fed untuk tetap mempertahankan suku bunga selama beberapa bulan. Dari prespektif itu, saya lebih suka (kenaikan suku bunga)  dilakukan pada September, dan kami bisa berjalan normal," kata Mahendran.


Sri Lanka, mengikuti Indonesia yang sudah lebih dulu mendesak Fed untuk segera menaikkan suku bunganya. Sebelumnya, mantan Menteri Koordinator Ekonomi, Sofyan Djalil, mengatakan kepada
Reuters
, ketidakpastian Fed menyebabkan tekanan terhadap rupiah.


Spekulasi The Fed akan menaikkan suku bunganya untuk pertama kali sejak 2008, menimbulkan kekhawatiran dapat memicu arus keluar dana asing di pasar finansial negara-negara berkembang. Fed diperkirakan menaikkan suku bunganya dua kali pada tahun ini.


Minggu lalu, mata uang rupee Sri Lanka turun 0,3 persen terhadap dolar AS, karena tingginya arus keluar dana asing di tengah goncangan pasar akibat devaluasi yuan.


Sementara itu, rupiah merosot lebih dari sembilan persen terhadap dolar AS pada tahun ini. Rupiah sudah menyentuh lebih dari Rp13.831 per dolar AS pada hari ini. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya