Menkeu: Ekonomi RI Seharusnya Bisa Tumbuh Lima Persen

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi/properti.
Sumber :
  • VIVAnews/Fernando Randy

VIVA.co.id - Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengakui, rendahnya serapan anggaran pemerintah daerah, menyebabkan pertumbuhan ekonomi nasional melambat.

Mengoptimalkan Aset Negara

Diutarakannya, bila serapan anggaran pemerintah daerah terpenuhi, hal ini mampu menggejot pertumbuhan ekonomi dalam negeri di semester I-2015 lalu hingga lima persen.

"Ya, saya pikir kalau 4,9 sampai 5 persen itu masih mungkin. Itu kalau benar-benar (terserap)," kata Bambang, saat mini conference di kantornya, Jakarta, Jumat 21 Agustus 2015.

Seperti diketahui, pada semester I 2015, pertumbuhan ekonomi nasional tercatat hanya mencapai 4,7 persen. Pertumbuhan ini di bawah target pemerintah dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015 yang sebesar 5,7 persen.

Bambang mengungkapkan, hingga Juni 2015 ada sekitar Rp273,5 triliun anggaran pemerintah daerah masih mengendap di Bank Pembangunan Daerah, karena rendahnya penyerapan anggaran oleh pemerintah daerah.

Padahal, diutarakan Bambang, ia sudah mengimbau kepada seluruh pemerintah daerah untuk merealisasikan pencairan anggaran, namun dana yang mengendam semakin meningkat.

"Kami sudah mulai bunyi soal ini bulan April sebenarnya. Meski sudah dibunyikan, nampaknya belum ada perbaikan. Malah nambah. Sudah dikasih peringatan, jumlahnya masih meningkat," ujar dia.

Bambang juga mengaku bahwa pertumbuhan ekonomi di semester I-2015, banyak mengalami masalah, baik dari faktor dalam negeri maupun global. Bukan hanya itu, belanja modal dalam negeri turut tersendat. Hal ini yang mengakibatkan pertumbuhan ekonomi nasional cenderung melambat.

"Sebenarnya di semester pertama itu agak susah. Karena, belanja modal pemerintah lebih banyak kelewat. Harusnya kalau bener, ya (ekonomi tumbuh) lima persen bisa," ujarnya. (asp)

Singapura Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 2016
toko di pasar Senen

Sofjan Wanandi: Demo Tak Pengaruh Iklim Investasi

Hanya fenomena politik jelang pilkada.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016