Tak Sekuat Saat 1998, Sektor UMKM Mulai Goyang

Sumber :
  • VIVAnews/Fernando Randy

VIVA.co.id - Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Enny Sri Hartati, mengatakan bahwa sektor UMKM saat rentan terkena dampak dari kondisi perekonimian yang lesu. Sektor ini disebut-sebut tak bergerak dan juga diprediksi tidak akan sekuat saat menghadapi kiris pada 1998.

Sri Mulyani: Nilai Perjanjian WIEF US$900 Juta, Masih Kecil

Menurut Enny, pada krisis tahun 1998, sektor keuangan adalah sektor yang paling terkena imbasnya, sedangkan sektor UMKM tidak. Sektor ini tahan banting terhadap krisis yang terjadi lebih dari satu dekade yang lalu. Namun, kini, kondisinya berbeda.

"Kalau sekarang, belum tentu disimpulkan menuju krisis. Tapi, hampir semua sektor, termasuk UMKM tidak berjalan. Stuck (tidak berjalan) di sektor apa pun," kata dia dalam diskusi "Senator Kita" di kantor Dewan Pers, Jakarta, Minggu 23 Agustus 2015.

Sektor pertambangan saat ini juga tumbuh negatif. Kemudian, produksi industri besar dan padat modal (capital intensive) macet, terlebih UMKM. Semuanya disebabkan oleh lemahnya daya beli masyarakat. Saat daya beli rendah, produsen tidak mau ambil risiko dengan menambah stok.

"Karena barangnya yang lalu tidak dibeli, dia tak mungkin lagi produksi lagi, misalnya produksi garmen, alas kaki, makanan, dan sebagainya. Ketika tidak dibeli, bagaimana mau tambah produksi," katanya.

Sri Mulyani Ingin UMKM Perluas Jaringan ke Luar Negeri
Pemerintah Tetapkan Skema Pajak 1 Persen Bagi UKM

Produk UKM Pedesaan Masih Kesulitan Promosi

Kelestarian adat harus dibarengi dengan naiknya kesejahteraan warga.

img_title
VIVA.co.id
9 Agustus 2016