Wall Street Ditutup Melemah

Bursa saham di Wall Street, New York.
Sumber :
  • Reuters
VIVA.co.id
Wall Street Catat Rekor Anjlok Terlama Sejak Krisis 2008
- Saham di Amerika Serikat melemah 4 persen lebih rendah dari perdagangan pada Senin, 24 Agustus 2015 waktu setempat. Hal ini akibat investor masih khawatir mengenai kondisi di Tiongkok.
Harga Minyak Melemah, Bursa Wall Street Melemah

Saham Dow Jones merosot lebih dari 1.000 poin, perdagangan
Saham di Wall Street Ditutup Sedikit Menguat
intraday paling dramatis yang pernah terjadi. Penurunan pada Senin diikuti kemerosotan 8,5 persen di pasar Tiongkok, yang memicu aksi jual di saham global bersama dengan minyak dan komoditas lainnya.


Beberapa investor melepas saham menjelang penutupan setelah mencari cara untuk menghasilkan uang dan membuat stabil di awal sesi.


"Jika saham di Tiongkok tidak ditutup stabil, kemungkinan besok akan dibuka melemah," kata Randy Frederick, Direktur Perdagangan dan Derivatif untuk Charles Schwab di Austin, dikutip dari
Reuters
, Selasa, 25 Agustus 2015.


Sementara itu Direktur Eksekutif Apple, Tim Cook, dalam komentar untuk CNBC, mengatakan akan mengambil langkah yang tidak biasa untuk meyakinkan pemegang saham. Untuk diketahui terjadi penurunan dramatis saham Apple hingga 13 persen dan ditutup turun 2,47 persen pada US$103,15.


Data awal dari BATS Global Markets menunjukkan bahwa ada 1.287 perhentian perdagangan di bursa saham AS karena volatilitas yang berlebihan, jauh lebih banyak dari biasanya.


Indeks S & P 500 menunjukkan 187 posisi terendah selama 52-minggu, saham Nasdaq tercatat 613 posisi terendah.


"Dugaan jika perekonomian China dapat mendorong ekonomi AS ke dalam resesi itu  konyol," kata Philip Blanvato, Kepala Eksekutif dari Ladenberg Thalmann perusahaan manajemen aset di New York.


Harga minyak AS turun sekitar lima persen pada 6-1 terendah selama dua tahun. Saham Exxon dan Chevron masing-masing turun lebih dari 4,7 persen. Perusahaan minyak dan gas AS telah kehilangan sekitar US$310 miliar dari nilai pasar tahun ini.


Aksi jual di Wall Street menunjukkan investor menjadi semakin gugup tentang membayar harga tinggi untuk saham pada saat pertumbuhan pendapatan minimal, penurunan harga energi, dan ketidakpastian sekitar kenaikan suku bunga.


Alibaba kehilangan 3,49 persen menjadi US$65,80, di bawah harga IPO sebesar US$ 68. Saham yang diperdagangkan di bursa AS, jauh di atas rata-rata 7,0 miliar bulan ini, menurut BATS Global Markets.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya