Sumber :
VIVA.co.id
- Beberapa jam setelah Bank Sentral China atau The People's Bank of China (PBoC) memberikan angin segar dengan menurunkan suku bunganya untuk menstabilkan pasar saham, para investor mulai melihat untuk dapat bereaksi lebih agresif.
"PBoC telah menemukan jawaban atas keragu-raguan dengan bertindak reaktif. Kebijakan pelonggaran telah memberikan angin segar terhadap mundurnya ekonomi dan pasar," kata Ekonom Senior dari Mizuho Bank, Vishnu Varathan seperti dikutip dari CNBC , Rabu 26 Agustus 2015.
Baca Juga :
Bursa Asia Pasifik Tertekan Dinamika Pilpres AS
Baca Juga :
Mengekor Wallstreet, Bursa Asia Dibuka Melemah
"PBoC telah menemukan jawaban atas keragu-raguan dengan bertindak reaktif. Kebijakan pelonggaran telah memberikan angin segar terhadap mundurnya ekonomi dan pasar," kata Ekonom Senior dari Mizuho Bank, Vishnu Varathan seperti dikutip dari CNBC , Rabu 26 Agustus 2015.
PBoC pada Selasa menurunkan suku bunga kredit dan deposito acuan sebesar 25 basis poin masing-masing menjadi 4,6 persen dan 1,75 persen.
Hal ini juga memangkas rasio persyaratan cadangan (RRR) sebesar 50 basis poin menjadi 18 persen untuk sebagian besar bank-bank besar - dalam sebuah langkah yang diharapkan untuk merilis sekitar 750 miliar yuan likuiditas ke pasar.
Pengumuman itu terjadi pada saat pasar saham China mengalami terjun bebas, yang jatuh 7,6 persen pada Selasa, dan sebelumnya 8,5 persen Senin.
"Adanya stimulus kebijakan yang terkoordinasi terdiri pelonggaran moneter, dapat meningkatkan fiskal dan properti /aset pasar," kata Varathan. "PBoC telah bekerja untuk menstabilkan pasar agar lebih tahan lama," katanya.
Bursa AS, awalnya bereaksi positif terhadap pengumuman tersebut, namun saat penutupan perdagangan melemah kembali. Saham Dow Jones Industrial Average dan S & P 500 ditutup sekitar 1,3 persen lebih rendah setelah
rally
hampir 3 persen.
Halaman Selanjutnya
PBoC pada Selasa menurunkan suku bunga kredit dan deposito acuan sebesar 25 basis poin masing-masing menjadi 4,6 persen dan 1,75 persen.