Faktor yang Menentukan Sukses Tidaknya Bisnis UKM

Suatu kios UKM Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Bali.
Sumber :
  • VIVAnews / Bobby Andalan

VIVA.co.id - Ada beberapa masalah yang menghambat perkembangan usaha kecil dan menengah (UKM). Salah satunya adalah keengganan pelaku usaha untuk lebih berkembang.

Produk UKM Pedesaan Masih Kesulitan Promosi

"Yang pertama, UKM tidak pernah scalable, pelaku usaha nggak mau berkembang. Misalnya, saya bilang sama tukang bubur, 'Pak, saya invest di gerobak. Bapak tinggal rekrut orang, terus kita bagi hasil keuntungan.' Jawaban tukang bubur apa? 'Segini saja cukup'," kata Chief Executive Officer (CEO) Unistellar Global Korpora, Iman Camil, ketika ditemui VIVA.co.id di Gedung Indosat, Jakarta, Sabtu 26 September 2015.

Yang kedua, pelaku usaha tidak punya sistem bisnis. Hal ini membuat usaha mereka tidak bisa berkembang maju. "Mereka jadi tukang. Harusnya ada leader-nya," kata Iman.

Lazada Beri Jalur Globalkan Produk UKM Lokal

Yang ketiga, susahnya akses ke pasar akibat pola pikir pelaku UKM yang masih sempit. Misalnya, ada satu ritel yang meluangkan ruang bagi produk UKM.

Apabila ingin memasarkan produknya ke sana, pelaku UKM diminta untuk memasok 1.000-1.500 barang per bulan. Tapi, kadang-kadang produksi UKM tak menentu, dan tak bisa memenuhi permintaan ritel. Padahal, kepastian jumlah produksi diperlukan oleh ritel tersebut.

Bersaing di MEA, Koperasi Jadi Solusi Pengusaha Kecil

"Mereka nggak bisa survive kalau mindset-nya kecil terus," ujarnya.

Iman melanjutkan, pelaku usaha harus mengubah pola pikir mereka. Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam mengubah mindset. Yang pertama, mereka harus mengambil risiko.

"Mereka harus punya target. Misalnya, mau kalahin siapa. Targetnya harus setinggi langit," kata dia.

Yang kedua adalah menepati waktu dan disiplin. "Perusahaan tidak bisa berkembang kalau tidak disiplin," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya