- ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
VIVA.co.id - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said akhirnya buka suara perihal kementeriannya dan dia sendiri, yang sering kena sorotan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli.
Mantan Dirut PT Pindad itu mengakui bahwa semenjak Rizal diangkat menjadi Menko Maritim, kinerja kementeriannya selalu dikritik oleh Rizal Ramli.
"Saya belakangan kok dikamplengin [dikepret/dipukul] orang kok enggak jawab-jawab. Tapi, saya percaya masyarakat sudah bisa membedakan antara kata-kata dan karya," ujar Sudirman dalam acara Penganugerahan Penghargaan Energi di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis 22 Oktober 2015.
Menurut dia, kritik yang banyak dilontarkan Rizal Ramli adalah bagian dari pandangan seseorang dalam mengemukakan pendapatnya. Meski begitu, kata Sudirman, yang diperlukan dalam membangun energi Indonesia adalah solusi bukan hanya sebuah kata.
"Saya yakin semua menerima penghargaan dan pasti lebih banyak berkarya daripada berkata-kata. Makanya sekarang di energi muncul karya yang bermanfaat untuk masa depan," kata dia
Dengan begitu, lanjut Sudirman, dengan solusi yang ada, pihaknya yakin sektor sumber daya tanah air akan menghasilkan berbagai enegi baru terbarukan yang baru dan itu merupakan karya.
"Energi positif hasilkan energi terbarukan karena itu dibutuhkan solusi," ujarnya
Seperti diketahui, kinerja Menteri ESDM terus mendapat sorotan dari Rizal Ramli, menteri yang terkenal dengam jurus "Rajawali Ngepret" ini mulai mengkritik Sudirman Said ketika tidak hadir dalam pelantikannya saat diangkat menjadi Menko Maritim.
Setelah itu, Rizal juga pesimis proyek pembangunan mega listrik 35 ribu MW tidak akan terlaksana selama 5 tahun. Setelah itu, Rizal kembali mengkritik Sudirman terkait kelanjutan kontrak karya PT Freeport Indonesia, Pembangunan Blok Masela, dan dicap sebagai menteri yang tidak patuh.
"Saya yakin per orangan atau lembaga dan pimpinan daerah lebih banyak berkarya dibanding berkatara-kata. Dimana karya muncul sangat memberikan solusi untuk masa depan," kata Sudirman. (ren)