Ini Pentingnya Pahami Riwayat Kredit di BI

Ilustrasi BI Cheking.
Sumber :
  • Duitpintar.com
VIVA.co.id
Lima Aktivitas yang Bikin Gampang Boros
- Pernah dengar informasi debitur individual (IDI) historis Bank Indonesia enggak? Buat Anda yang pernah, atau bahkan sedang ada hubungan kredit dengan bank, harusnya tahu. Simak baik-baik ya.

Kiat Penting Sebelum Ajukan Kredit Elektronik
IDI adalah produk dari sistem informasi debitur (SID) berupa laporan yang dapat dicetak. Apa saja isinya? pastinya bukan kata-kata gombal kayak kalau Anda sedang ngerayu gebetan.

Cara Hemat Atur Keuangan untuk Anak Kos
Isinya data-data debitur dan lainnya, seperti fasilitas kredit yang pernah diambil, agunan yang pernah dijaminkan, bank atau lembaga pembiayaan yang pernah dipilih, dan sebagainya. 

‘Historis’ yang ada di IDI ini adalah data kualitas pembayaran fasilitas kredit selama 24 bulan terakhir. 

Intinya, IDI historis atau BI checking itu semacam rapor baik buruknya riwayat kredit seorang nasabah. 

Rapor itu diatur dalam Peraturan Bank Indonesia No: 9/14/PBI/2007 Tentang Sistem Informasi Debitur. Hanya Bank Indonesia saja yang berwenang menerbitkan data-data tersebut. 

Dengan kata lain, tidak hanya sejarah bangsa saja yang tercatat, tapi riwayat kredit Anda juga ada. Jadi, penting buat Anda untuk mengerti BI checking dan cara mengecek riwayat kredit Anda.


Lantas, Bagaimana cara BI mendapatkan data-data riwayat kredit Anda sebagai debitur? 

Ada yang namanya Biro Informasi Kredit (BIK). Nah, biro inilah yang menghimpun informasi dari pelapor SID seperti Bank Umum, BPR, dan lembaga pemberi kredit lainnya. 

Dua macam peserta yang menyediakan informasi untuk Biro Informasi Kredit itu sendiri ada dua:

Wajib: Bank umum, bank perkreditan rakyat dengan minimal aset total Rp10 miliar dan penerbit kartu kredit selain bank.

Sukarela: bank perkreditan rakyat dengan total aset kurang dari Rp10 miliar, lembaga keuangan non-bank (asuransi, dana pensiun, sekuritas, modal ventura dan leasing) dan juga koperasi simpan pinjam. 



Manfaat IDI historis 

IDI historis ada bukan karena tanpa alasan. Manfaatnya nyata bagi semua pihak.

1. Pihak pemberi kredit (kreditur)

- Membuat analisa kredit lebih akurat dan sistematis. Proses kredit pun jadi lebih mudah dan cepat.

- Kualitas keputusan persetujuan kredit jadi semakin baik.

- Mengurangi jumlah risiko kredit bermasalah. Dengan kata lain, membantu kreditur mengetahui apakah penerima kredit termasuk pihak yang bertanggung jawab dalam melunasi utang atau tidak. 

- Meningkatkan kualitas penyaluran kredit, otomatis penyaluran kredit menjadi semakin efisien.

2. Pihak penerima kredit (debitur)

- Kualitas pembayaran yang baik terlihat dari riwayat kredit. Hal ini sudah hampir menjamin bahwa kredit yang diajukan semakin mudah dan cepat untuk diproses.

- Kalau reputasi kreditnya bagus, akses debitur ke berbagai lembaga keuangan pun makin luas.

- Berguna sebagai bukti dan alat kontrol kalau debitur terbukti sebagai orang yang bertanggung jawab dalam membayar utang. 

Kalau ada laporan yang salah pun langsung dapat diminta pertanggung jawabannya ke pihak pelapor (alias Kreditur).

3. Pihak negara dan masyarakat

- Industri perkreditan pastinya akan jadi lebih sehat 

- Bagi para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah, akses ke dalam sistem perbankan jadi makin terbuka.


Jadi, tidak hanya pelapor SID saja kok yang bisa cek riwayat kredit Anda di BI. Sebagai debitur, penting juga buat Anda untuk mengecek laporan kreditur terhadap Anda. 

Misalnya, 22 bulan lalu Anda sempat mengalami masalah dalam membayar kredit tanpa agunan ke Bank XYZ. 

Tapi, Anda sudah melunasi semua utang tersebut secara penuh 12 bulan lalu.

Nah, pengajuan kartu kredit Anda ditolak terus-menerus, karena ternyata permasalahan pembayaran kredit tanpa agunan Anda telah dilaporkan ke BI. 
Tapi, setelah mengecek IDI Historis Anda, pelunasan Anda belum dilaporkan. 

Anda dapat langsung mengurusnya ke Bank XYZ sebagai pelapor untuk memperbarui laporannya di BI. Ketika riwayat kredit Anda sudah ‘bersih’ dari status ‘kredit bermasalah’, Anda dapat leluasa mengajukan permintaan kredit baru.



Cara mengecek IDI historis

Penting kan? Caranya pun tidak seribet yang Anda bayangkan. 

Langkah pertama bisa dilakukan dengan cara online. Langsung aja akses situs Bank Indonesia dan klik ‘Moneter’ di bagian atas. 

Setelah berada di laman ‘Moneter’, lihat menu di bagian kiri dengan latar warna abu-abu. Di situ Anda bisa langsung klik di ‘Biro Informasi Kredit’. Kemudian, pilih ‘Permintaan IDI Historis’.

Lengkapi formulir online di laman ‘Permintaan IDI Historis’ dengan data-data yang akurat. Klik kirim form dan BI akan mengirimkan email konfirmasi. Makanya, masukan alamat email yang benar.

Berdasarkan email konfirmasi dari BI, Anda bisa lihat kalau IDI historis Anda tercatat atau enggak. Kalau terdaftar, Anda harus ambil salinan aslinya di Gerai Info Bank Indonesia terdekat. 

Tapi ingat, harus bawa print out email konfirmasi dari BI dan kartu identitas yang masih berlaku ya.

Lantas, Gerai Info BI ini di mana? Buat yang tinggal di Jakarta, bisa mengunjungi Lobby Menara Sjafruddin Prawiranegara (Gedung B) di Komplek Perkantoran Bank Indonesia. Lokasinya di Jl. MH. Thamrin No. 2, Jakarta Pusat. 


Kalau tidak tinggal di Jakarta, musti cek langsung ke situs resmi BI alamat kantor mereka yang dekat kediaman Anda. 

Oh satu lagi, jam buka-nya hanya pada hari kerja, puku 08.30 hingga 15.00 WIB (Istirahat 11.00 s.d 13.00).

Disebutkan bahwa IDI historis ini bisa juga didapatkan dari Bank/BPR/Lembaga Keuangan yang memberikan fasilitas kredit. 

Tapi lebih jelasnya, Anda musti tanya langsung ke mereka ya. Selamat mencoba! (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya