IHSG Merosot Hampir 0,7% di Pembukaan Awal Pekan

Papan elektronik IHSG
Sumber :
  • ANTARA/Vitalis Yogi Trisna

VIVA.co.id - Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia pada awal perdagangan pekan ini dibuka turun 0,69 persen atau 31 poin di posisi 4.534 pada Senin 9 November 2015 pukul 09.29.

IHSG diperkirakan bergerak bervariasi cenderung melemah menyusul meningkatnya resiko arus modal keluar seiring ekspektasi kenaikan tingkat bunga Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) akhir Desember ini.

"IHSG diperkirakan bergerak dengan di level 4.510 hingga 4.590," kata Analis First Asia Capital, David N Sutyanto, Senin 9 November 2015.    

David menjelaskan, berkaca dari perdagangan saham akhir pekan lalu berlangsung bervariasi. IHSG bergerak dalam rentang terbatas 38 poin, namun gagal tutup di teritori positif. IHSG akhirnya ditutup terkoreksi tipis 10,681 poin (0,23 persen) di 4.566,552.

Perdagangan berlangsung kurang bergairah dengan nilai transaksi di Pasar Reguler hanya Rp2,88 triliun jauh menurun dibandingkan rata-rata harian selama sepekan Rp3,82 triliun.

"Sentimen negatif yang mendorong koreksi indeks adalah data cadangan devisa Indonesia akhir Oktober lalu yang turun US$1 miliar menjadi US$100,17 miliar," ujarnya.

Sementara dari eksternal, pasar masih menghadapi kekhawatiran keluarnya arus dana asing dari pasar negara-negara berkembang menjelang akhir tahun ini setelah The Fed memberikan sinyal kenaikan tingkat bunga.

IHSG Diproyeksi Naik, Ini Pendorongnya

"Akhir pekan lalu angka kesempatan kerja di AS sepanjang Oktober bertambah 271 ribu di atas perkiraan 180 ribu dan bulan sebelumnya 137 ribu. Tingkat pengangguran di AS Oktober lalu turun menjadi lima persen dari bulan sebelumnya 5,1 persen," tuturnya.

Sedangkan, jika dilihat sepekan IHSG menguat 2,5 persen. Sedangkan nilai tukar rupiah atas dolar AS menguat 0,65 persen di Rp13.550 per dolar AS.

David mengatakan, sentimen pasar yang menggerakkan IHSG sepekan kemarin terutama berasal dari sentimen domestik, menyusul rendahnya tingkat inflasi Oktober, penguatan rupiah atas dolar AS, dan prospek penurunan tingkat bunga.

Sedangkan dari eksternal, pasar digerakkan dengan sentimen stimulus Tiongkok dan Zona Euro, serta kekhawatiran kenaikan tingkat bunga The Fed akhir tahun ini. (ren)

Pekerja membersihkan kaca di Bursa Efek Indonesia, Jakarta.

Sikap Pasar Modal dan Rupiah Soal Aksi Damai 4 November

IHSG fluktuatif dan turun terus hingga 11,65 poin.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016