Antam dan Inalum Kerja Sama Bangun Smelter

Kerjasama Antam dan Inalum.
Sumber :
  • Fikri Halim / VIVA.co.id

VIVA.co.id - PT Aneka Tambang Tbk (Antam) dan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) melakukan penandatanganan Joint Venture Agreement (JVA) proyek pembangunan pabrik Smelter Grade Alumunia Refinery (SGAR). Kedua perusahaan tersebut pun, membentuk anak usaha bersama yang diberi nama PT Inalum Antam Alumina. 

Sinyal The Fed Bikin Harga Emas Naik
Penandatanganan JVA ini dilakukan antara Direktur Utama Antam Tedy Badrujaman dan Direktur Utama lnalum, Winardi Sunoto di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis 14 April 2016. 
 
Meski Harga Naik, Sebagian Emas Antam Sudah Habis Terjual
Direktur Utama Antam, Tedy Badrujaman mengatakan, penandatanganan JVA tersebut merupakan implementasi sinergi lanjut dari Memorandum of Understanding (MoU), serta Pokok-pokok Perjanjian (Heads of Agreement) yang telah ditandatangani oleh kedua Perusahaan pada 2015. 
 
Malut Minta Perhatian Pemerintah
"Kerja sama Antam dengan Inalum, merupakan langkah penting dalam upaya kami untuk terus meningkatkan nilai cadangan bauksit Indonesia yang besar. Dalam operasi usaha patungan tersebut, Antam akan mensuplai bahan baku bijih bauksit yang berasal dari tambang bauksit Antam," kata Tedy di Kantor Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Jakarta, Kamis 14 April 2016.
 
Ia mengatakan, kerja sama ini juga merupakan implementasi investasi dan penyertaan modal dalam Perusahaan patungan SGAR yang akan dibentuk oleh kedua perusahaan bersama Mitra Strategis. Di mana, perusahaan patungan tersebut akan bergerak di bidang SGAR, serta melaksanakan kegiatan usaha lain yang disetujui oleh para pihak.
 
Dia menjelaskan, SGAR nantinya akan memiliki kapasitas sebesar dua juta ton alumina per tahun yang akan dibangun secara berharap dengan kapasitas satu juta ton alumina per tahun pada tahap pertama. Melalui pengoperasian SGAR, Antam dan Inalum dapat mengolah cadangan bauksit yang ada di dalam negeri. 
 
Sehingga, Inalum akan memperoleh pasokan bahan baku Aluminium dari dalam negeri, dan mengurangi ketergantungannya terhadap impor alumina, sekaligus menghemat devisa. 
 
Di tempat yang sama, Direktur Utama Inalum, Winardi Sunoto mengatakan, kemitraan dengan Antam diharapkan akan mewujudkan industri pengolahan pengolahan bauksit di Indonesia menjadi smelter yang merupakan bahan baku utama pabrik peleburan Alumunium Inalum. 
 
"Smelter grade alumina ini merupakan salah satu dari proyek pengembangan oleh Inalum," kata dia. 
 
Ia menjelaskan, Inalum saat ini memiliki kapasitas peleburan Aluminium sebesar 250 ribu ton aluminium per tahun yang membutuhkan minimal 500 ribu ton alumina per tahun.
 
Inalum berencana untuk meningkatkan kapasitas menjadi 500 ribu ton aluminium per tahun pada tahun 2020, yang membutuhkan minimal satu juta ton alumina per tahun sebagai bahan baku, atau dua kali lipat dari kebutuhan saat ini.
 
Dalam jangka panjang Inalum akan terus meningkatkan kapasitasnya untuk memenuhi kebutuhan Aluminium dalam negeri yang terus tumbuh. Pabrik peleburan aluminium baru akan dibangun di lumbung-lumbung energi sekaligus dekat dengan SGAR, sehingga akan terbentuk industri aluminium terintegrasi yang berdaya saing tinggi. 
 
"Pada fase dua pengembangan diharapkan kapasitas pabrik peleburan alumunium mencapai satu juta ton yang akan menyerap dua juta ton alumina per tahun," kata dia. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya