Emil Salim: Zaman Dahulu Kemasan Bisa Non Plastik

Emil Salim
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id - Pengamat ekonomi Emil Salim mengatakan, rencana pungutan cukai kemasan plastik menjadi tantangan bagi industri agar beralih menggunakan unsur non plastik untuk kemasan bagi produk yang dihasilkan.

"Apakah bisa packaging nonplastik. Pada zaman dahulu, packaging bisa tidak pakai plastik. Kenapa packaging zaman dahulu itu tidak dikembalikan?" ujarnya dalam diskusi di Jakarta, Kamis, 14 April 2016.

Menurut mantan Menteri Lingkungan Hidup itu, pungutan cukai kemasan plastik tidak akan berdampak ke industri terkait. Di sejumlah negara Eropa, kata dia, cukai plastik telah lebih dahulu diberlakukan. Apalagi, plastik tergolong jenis benda yang sulit terurai, sehingga dapat menyebabkan kerusakan lingkungan.

"Contohnya, ada ini barang baik, ini barang tidak baik. Supaya mau pakai barang baik, barang tidak baik dibikin mahal, maka diadakan pungutan supaya merangsang untuk mengurangi penggunaan plastik demi disubtitusi dengan biogradible," tutur dia.

Sebelumnya, pemerintah dalam pembahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2016 berencana menyantumkan pungutan cukai bagi setiap produk yang dikemas dengan plastik.

Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonoegoro mengatakan bahwa kebijakan ini tidak akan terlalu berdampak terhadap industri, maupun psikologis para pengusaha yang berkecimpung dalam bisnis plastik. Sebab, dia memberikan sinyal bahwa pemerintah tidak akan mengenakan tarif relatif besar.

Mengenal Sosok Pemimpin Tertinggi Negara Iran, Ternyata Bukan Presiden
Makam para syuhada perang Uhud di Madinah

4 Perang Besar dalam Islam yang Terjadi di Bulan Syawal

Dalam catatan sejarah Islam, bulan Syawal dianggap sebagai bulan yang sarat dengan peristiwa-heroik. Pada masa lalu, terjadi 4 peperangan antara umat Muslim dengan musuh.

img_title
VIVA.co.id
18 April 2024