Dirjen Migas: Harga BBM Tidak akan Naik Sampai September

Dirjen Migas, I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja.
Sumber :
  • Moh Nadlir / VIVA.co.id

VIVA.co.id – Harga minyak dunia saat ini mengalami tren kenaikan dan sudah mencapai US$50 per barel. Meski demikian, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja, memastikan pemerintah tidak akan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) premium dan solar, setidaknya sampai September ini.

Pemerintah Akan Pangkas Subsidi Solar, Ini Alasannya

Wiratmaja mengatakan harga BBM di Indonesia akan tetap stabil tiga bulan mendatang, meski harga minyak dunia mencapai US$50 per barel. Penetapan harga BBM ini sesuai dengan evaluasi harga periode per tiga bulanan.

"Periodenya ini kan sampai akhir Juni ya, April, Mei, Juni. Periode berikutnya Juli, Agustus, September. Kita sudah melakukan kalkulasi karena ada Lebaran. Kita kalkulasi, Insya Allah untuk enam bulan ini tidak ada kenaikan," katanya kepada VIVA.co.id di kantor Kementerian ESDM Jakarta pada Selasa, 14 Juni 2016.

Harga BBM Indonesia Diklaim Lebih Murah dari Tetangga

Dia mengatakan bahwa perhitungannya resmi diakui setelah ada keputusan pada Juli mendatang.

"Jadi, bulan Juli nanti ada keputusan baru. Insya Allah tidak ada kenaikan sampai September, tiga bulan berikutnya," ucapnya.

Soal Wacana Penghapusan Premium, Ini Penjelasan Pertamina

Dia mengungkapkan bila melihat dari hasil pengamatan lembaga-lembaga minyak dunia, tren harga minyak akan mengalami fluktuasi dan stabil di kisaran harga US$50 hingga US$60 per barel hingga akhir 2017.

"Kalau kita lihat hariannya, bisa naik dua dolar, turun lagi, naik lagi satu setengah dolar, dan seterusnya. Kalau kita lihat tren globalnya naik," ucapnya.

Dia melanjutkan, harga minyak dunia biasa turun di saat ada masalah yang melibatkan pemerintahan Amerika Serikat. Namun, ini tidak berlangsung lama karena harga akan kembali naik. Intinya harga minyak dunia akan tetap fluktuatif.

"Kemungkinan biasanya itu akhir-akhir ada berita dari Amerika yang membuat turun, tapi nanti naik lagi. Ya fluktuasi," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya