Asumsi Pertumbuhan Ekonomi 5,2 Persen Dinilai Sulit Dicapai

Pertumbuhan Ekonomi.
Sumber :
  • VIVAnews/Fernando Randy

VIVA.co.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati telah mengubah asumsi makro anggaran pendapatan dan belanja negara perubahan (APBNP) 2016. Nilai tukar rupiah diasumsikan berada di kisaran Rp13.300 per dolar Amerika Serikat, lebih tinggi dari asumsi sebelumnya Rp13.500 per dolar AS.

Chief Economist PT Mandiri Sekuritas, Leo Putra Rinaldy, menilai asumsi nilai tukar rupiah yang ditetapkan Sri Mulyani sudah mencerminkan fundamental ekonomi Indonesia.

"(Asumsi nilai tukar rupiah) sudah sesuai fundamental," katanya saat berbincang dengan VIVA.co.id, Jumat, 5 Agustus 2016.

Bahkan Leo memperkirakan, pergerakan mata uang Garuda terhadap mata uang negeri Paman Sam sampai akhir tahun ini akan jauh lebih menguat dibandingkan proyeksi yang diasumsikan di era kepemimpinan Menkeu Sri Mulyani.

Sementara, terkait pertumbuhan ekonomi 2016 yang dipertahankan di angka 5,2 persen, menurut Leo, akan sulit tercapai. Apabila dikalkulasi dengan capaian pertumbuhan pada kuartal satu 2016 maka bukan hal mudah bagi pemerintah mencapai target tersebut.

"5,2 kalau menurut saya itu berada di rentang batas atas. Saya melihat, batas bawahnya itu ada di lima persen," tutur dia.

BPS: Konsumsi Pemerintah Sepanjang 2016 Minus 0,15 Persen
Menkeu Sri Mulyani

Pengakuan Sri Mulyani, Negara Pinjam Dana Sawit Tambal APBN

Pinjaman itu pada 2016 dan akan dibayar tahun ini.

img_title
VIVA.co.id
2 Mei 2017