Cara Ini Diklaim Bisa Tingkatkan Akses Keuangan Masyarakat

Ilustrasi transaksi kartu kredit.
Sumber :
  • U-Report

VIVA.co.id – Bank Indonesia terus mendorong program digitalisasi jasa keuangan atau Financial Technology, dalam rangka meningkatkan efisiensi transaksi keuangan, serta mempermudah elemen masyarakat untuk mendapatkan akses keuangan.

Dorong Transaksi Non Tunai, Bank Mandiri Pamer Layanan Mandiri Contactless

Ekonom PT Bank Permata Josua Pardede memandang, Financial Technology (Fintech) di Indonesia mampu meminimalisir terjadinya fraud dan cyber crime di sektor perbankan nasional. 

Apalagi, menurut Josua, di tengah era globalisasi saat ini, pengembangan Fintech pun menjadi prioritas.

Tarif QRIS Harus Ditunda, Gus Imin: UMKM Baru Bangkit

"Jika dibandingkan dengan perbankan ASEAN, sekarang kita kurang bersaing. Sehingga, (pengembangan Fintech) memang harus didukung," ujar Josua, di Jakarta, Selasa, 6 Desember 2016.

Pengembangan Fintech, lanjut dia, memiliki dampak positif bagi perbankan nasional. Salah satunya, yaitu meningkatkan efisiensi perbankan. Dengan hal itu, peluang untuk semakin memperluas akses keuangan kepada masyarakat pun terbuka lebar.

Keseruan Bertransaksi Non Tunai Menggunakan QRIS BNI Mobile Banking di BNI Java Jazz Festival 2023

"Sektor perbankan bisa menciptakan efisiensi, khususnya bagaimana pemanfaatan teknologi bisa dimanfaatkan untuk transaksi perbankan dan keuangan," ujar Josua.

Hal senada juga diungkapkan oleh Direktur Eksekutif Institute of Chemical Technology Heru Sutadi. Melihat perkembangan saat ini, penggunaan uang cash di masyarakat cenderung menurun dan transaksi dengan kartu mulai berkembang pesat.

"Artinya, kalau dari segi teknologi informasi, banyak sudah sektor keuangan menggunakan Fintech. Ini saya kira akan meningkatkan efisiensi di sektor perbankan," katanya.

Meski begitu, regulasi yang memadai dari pengembangan Fintech pun menjadi pekerjaan penting bagi regulator. Meskipun pengembangan digital teknologi memakan biaya yang tidak murah, namun Heru meyakini, dengan antusiasme yang besar, maka pemanfaatan Fintech tidak akan menimbulkan biaya yang besar.

"Kalau pemerintah bisa memaksimalkan ke pendalaman, tidak lagi mahal karena penggunanya banyak. Ini harus didorong agar pemanfaatan teknologi menjadi hal yang umum," kata Heru.

Sebelumnya, Gubernur BI Agus Martowardojo dalam Pertemuan Tahunan BI 2016 menyatakan, potensi teknologi digital di Indonesia saat ini mulai berkembang pesat. Perkembangan tersebut tercermin dari aktivitas Fintech dan e-Commerce. Jika bisa dimanfaatkan, tentu berpotensi mendukung kegiatan ekonomi domestik.

Bank sentral secara terus menerus mendalami potensi, serta memitigasi risiko seiring dengan berkembangnya Fintech, sebagai masukan konstruksi kebijakan makroprudensial, guna mengantisipasi sumber-sumber risiko baru dari aktivitas Fintech

Otoritas moneter beberapa waktu yang lalu pun telah membentuk Fintech Office, yang merupakan wadah kebijakan, mitigasi risiko, serta evaluasi atas model bisnis dan produk atau layanan dari Fintech. Di samping itu, Fintech Office juga sebuah inisiator riset, terkait kegiatan layanan keuangan berbasis teknologi. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya