Lampion Asal Malang Jadi Buruan Pasar Italia dan Prancis

Lampion
Sumber :
  • VIVA.co.id/Lucky Aditya

VIVA.co.id – Pernak-pernik Imlek seperti lampion mulai diburu masyarakat saat mendekati momen tahun baru China. Perajin lampion Cempaka di Jalan Ir H Juanda gang 5, Kelurahan Jodipan, Kota Malang, mulai banjir pesanan.

Kembangkan Bisnis Petani, Pria Ini Ubah Kopi Jadi Karya Seni

Order lampion datang sejak dua bulan lalu. Pesanan lampion untuk Imlek tahun ini mencapai 3.500 lampion. Sebanyak 1.000 lampion baru saja dikirim ke Prancis beberapa hari lalu. Sementara itu, 2.500 lampion akan dikirim ke Italia yang merupakan pesanan dari pabrik bir dunia Carlsberg.

Menurut rencana, pada 22 Januari 2017, lampion pesanan pabrik bir asal Denmark itu akan dikirim ke Italia. Banyaknya pesanan dari Eropa membuat perajin lampion Cempaka menolak pesanan dari pasar lokal karena takut tak terlayani.

Kisah Srikandi RI yang Sukses Kelola Bisnis Budidaya Udang

"Lampion yang dikirim ke Italia, pesanan dari pabrik bir Carlsberg. Jadi, motif lampion bola penuh dengan gambar bir dan merek bir," kata salah satu perajin lampion, Arizal Afrianto, Kamis, 19 Januari 2017.

Ada sepuluh perajin lampion yang turut membantu proses produksi lampion berdiameter 40 sentimeter itu. Bahan baku lampion adalah rotan, kain peles, kawat, dan lem. Seluruh bahan baku disiapkan sejak jauh-jauh hari demi memberikan pelayan terbaik bagi pemesan.

Beri Pinjaman Rp50 Miliar, eFishery Bantu Petani Lewati COVID-19

"Pesanan dari Eropa terutama Italia sudah empat tahun ini, lampion akan dipasang di sebuah festival di sana. Saat ini sudah 1.500 lampion yang sudah siap, kekurangan saat ini proses penyelesaian," ujar Arizal.

Lampion Cempaka memproduksi berbagai macam, dari jenis bola, silinder, oval, kapsul, hingga karakter. "Harganya paling murah diameter 20 sentimeter Rp20 ribu. Paling mahal Rp100 juta berdiameter 10 meter untuk jenis karakter," ungkap Arizal Afrianto.

Kampung lampion di Jalan Juanda, Kota Malang, telah dijuluki sentra lampion oleh masyarakat sejak 2003. Kampung ini memiliki sekitar lima perajin lampion.

"Ini sebenarnya usaha keluarga. Semua outlet lampion masih satu saudara," kata Arizal. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya