Pencopotan Dirut Pertamina Diharap Tak Ganggu BBM Satu Harga

Mantan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id -  Kebijakan bahan bakar minyak (BBM) satu harga diharapkan tidak terganggu pencopotan dua petinggi PT Pertamina. PT Pertamina sebagai eksekutor diyakini dapat menjalankan perannya untuk menyeragamkan seluruh harga BBM di Indonesia.

Gara-gara HTI Pertamina Rugi Rp11 Triliun, Cek Faktanya

Direktur Utama PT Pertamina, Dwi Soetjipto, dan Wakil Direktur Utama, Ahmad Bambang, resmi dicopot oleh pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Deputi Bidang Jasa Keuangan, Jasa Survei, dan Jasa Konsultasi Kementerian BUMN, Gatot Trihargo, mengatakan bahwa kebijakan BBM satu harga diharapkan tetap terwujud melalui estafet kepada direksi baru.

Kisah Dokter Nova saat Ahok Hampir Meninggal di Penjara

"Justru karena itu, BBM satu harga harus diselamatkan, karena butuh tim yang besar," kata Gatot di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, pada Jumat 3 Februari 2017.

Gatot mengatakan, dalam kepemimpinan Dwi Soetjipto, Pertamina memang sudah mendapatkan pencapaian yang bagus. Namun, Dewan Direksi dan pemerintah menginginkan soliditas yang lebih baik.

Besok, Bos Pertamina Bongkar Kisah Nyata Ahok di Penjara

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno, mengungkapkan pertimbangan Presiden Joko Widodo menyetujui pencopotan dua direksi Pertamina itu karena kepemimpinan ganda, yang merupakan laporan dari Dewan Komisaris.

"Beliau juga melihat ada tulisan di koran mengenai masalah kepemimpinan ini, dan beliau sepakat bahwa keadaan ini membahayakan Pertamina. Karena ada dua kepemimpinan membuat Pertamina tidak stabil, padahal Pertamina butuh kestabilan," ujar Rini.

Menurut Rini, Dwi Soetjipto adalah sosok yang bagus sebagai pemimpin. Bahkan, dia yang mendukung pemilihan Dwi Soetjipto sebagai Direktur Utama Pertamina.

"Kemampuan menjadi pemimpin sangat penting. Kita coba lihat menteri yang ada, sebagai menteri mereka punya tanggung jawab untuk memimpin dan mereka memimpin dirjen yang dari dulu sudah ada, yang utama bagaimana menunjukkan leadership-nya," ujarnya.

Rini mengungkapkan ada beberapa hal yang dikritiknya dari dua direksi Pertamina itu. Seperti dalam koordinasi pengelolaan yang tidak dilakukan dengan baik untuk sektor hulu maupun hilir.

"Jadi memang Pertamina ini ke depan, memimpin dengan sepenuh hati dengan mengesampingkan preference pribadi, fokusnya tujuan," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya