Garuda Masih Tetap Jalin Kerja Sama dengan Rolls Royce

Miniatur pesawat maskapai Garuda Indonesia
Sumber :
  • REUTERS/Nyimas Laula

VIVA.co.id – Management PT Garuda Indonesia Tbk mengklaim, maskapai penerbangan pelat merah ini tetap menjalin hubungan baik dengan Rolls Royce. Meski ditemukannya dugaan suap yang dilakukan oleh Rolls Royce terhadap Garuda hingga menjerat mantan Dirut Garuda, Emirsyah Satar, terkait pengadaan pesawat dan mesin pesawat dari Airbus SAS dan Rolls Royce.

Angkasa Pura Investigasi Penyebab Pesawat Garuda Keluar Lintasan

Direktur Utama Garuda Indonesia Arif Wibowo menyampaikan, pekan depan pihaknya akan melakukan pertemuan dengan pihak Rolls Royce. Pertemuan tersebut guna membahas hubungan bisnis.

"Kita masih dalam proses pembicaraan dengan Rolls Royce, karena memang saya juga akan ketemu dengan CEO-nya minggu depan," ujarnya saat ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia Jakarta, Senin, 13 Februari 2017.

Soal Putusan Sidang KPPU, Begini Tanggapan Dirut Garuda

Meskipun demikian, Arif belum dapat membeberkan mengenai apa yang akan dibahas dengan Rolls Royce. Namun dia memastikan ada pembicaraan bisnis di dalamnya.

"Tentang strategi bisnis Garuda Indonesia ke depan. Ada macam-macam, ada kelanjutan  kasus yang terakhir. kita melakukan pembicaraan yang baik," tuturnya.

Garuda Indonesia Klarifikasi Isu Masker Awak Kabin Diganti Face Shield

Sebagai informasi, perusahaan teknik raksasa asal Inggris Rolls Royce sering terjerat kasus korupsi. Investigasi Serious Fraud Office (SFO) menemukan adanya konspirasi terkait korupsi yang dilakukan Rolls-Royce di China, India, dan beberapa negara lainnya termasuk Indonesia.

Di Indonesia, Rolls-Royce terlibat dalam kasus suap yang menjerat Emirsyah Satar. Komisi Pemberantasan Korupsi menyebut Emirsyah menerima suap ketika menjabat sebagai Direktur Utama Garuda Indonesia dari Soetikno Soedarjo selaku beneficial owner dari Connaught International Pte Ltd.

KPK menduga Emirsyah menerima suap dalam bentuk uang dan barang, yaitu dalam bentuk uang euro sebesar 1,2 juta euro dan US$180.000 atau setara dengan Rp20 miliar. Selain itu, Emirsyah diduga menerima suap dalam bentuk barang dengan total nilai US$2 juta. Barang-barang terkait dengan dugaan suap itu tersebar di Singapura dan Indonesia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya