VIVAnews - PT Bank Pan Indonesia Tbk (lebih dikenal dengan Bank Panin berkode saham PNBN) dikabarkan sedang menjajaki kerja sama dengan salah satu bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Sumber VIVAnews mengatakan, kedua bank kabarnya akan membentuk usaha bersama dalam menggembangkan bisnisnya di sektor finansial. "Sepertinya, bank pemerintah itu ingin ikut dalam bisnis baru perseroan di lini syariah," ujarnya di Jakarta, Jumat malam, 4 September 2009.
Jasman Ginting, sekretaris perusahaan Bank Pan Indonesia ketika dimintai konfirmasi mengaku belum mengetahui adanya rencana tersebut. "Memang kami akan mengembangkan bisnis syariah, tapi kalau ada kerja sama dengan bank BUMN belum dengar," tutur dia kepada VIVAnews di Jakarta, Senin, 7 September 2009.
Per 31 Juli 2009, PT Panin Life Tbk memiliki saham PNBN sebesar 45,92 persen dan Voltraint Pty Ltd 37,11 persen. Sedangkan sisanya dimiliki publik.
Pada perdagangan sesi I Senin, PNBN ditutup melemah Rp 10 (1,35 persen) ke level Rp 730. Broker PT CIMB Securities Indonesia dengan kode YU tercatat sebagai salah satu broker yang paling banyak mengoleksi saham Bank Pan Indonesia.
Robin Setiawan, analis sekuritas di Jakarta berpendapat, rencana kerja sama dengan bank flat merah tersebut akan berdampak positif bagi neraca keuangan perseroan. Pasalnya, perusahaan sudah memikirkan masak-masak rencana ekspansi usaha tersebut demi meningkatnya pundi-pundi perseroan. "Jadi, positif ya," ujarnya.
Dia mengakui, terlepas dari adanya rencana tersebut, secara teknis juga menunjukkan harga saham sedang bergerak di teritori positif, sehingga PNBN layak diakumulasi.
Pada kuartal III-2009, perseroan mencatat pendapatan bunga bersih Rp 3,73 triliun atau naik 31,61 persen dari periode yang sama 2008 Rp 2,83 triliun.
Namun, laba bersih menurun 28,87 persen menjadi Rp 339,83 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 477,78 miliar.
antique.putra@vivanews.com
Melesat Jadi Pangdam, Mayjen TNI Haryanto Serahkan Jabatan Panglima Divif 2 Kostrad ke Sohibnya
Mereka sama-sama abituren Akademi Militer 1991.
