Menteri Jonan Ingin Harga Listrik dari EBT Lebih Kompetitif

Menteri ESDM Ignasius Jonan
Sumber :
  • Fikri Halim/VIVA.co.id

VIVA.co.id – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Ignasius Jonan menyatakan, pihaknya ingin harga listrik yang bersumber dari energi baru dan terbarukan tetap dapat lebih murah. Meskipun biayanya cenderung lebih mahal ketimbang dari energi fosil, Jonan ingin pengusaha EBT berjuang membuat harga yang kompetitif.

Jalan Berliku Penerapan Energi Baru Terbarukan

Jonan mengatakan, biaya pokok produksi listrik dari EBT akan ditetapkan berbeda di setiap wilayah. Meski harga beli listrik maksimal telah ditetapkan sebesar 85 persen dari BPP EBT, hal itu bisa disesuaikan tergantung kesepakatan dan melihat kemampuan dan perekonomian di wilayah tersebut.

"BPP itu subyektif menurut saya, Tantangan disparitas penghasilan, perbedaan kemampuan itu menjadi tantangan yang besar. Jadi teman-teman di energi terbarukan, harus seperti itu. Kalau harga makin mahal itu namanya prakarya itu pak, bukan bisnis," kata Jonan dalam dialog energi 2017 'Strategi Pencapaian EBT 23 persen, di JS Luwansa, Kuningan, Jakarta, Kamis 2 Maret 2017.
 
Jonan mengatakan, pemerintah terus mendorong EBT dalam bauran energi nasional sebesar 23 persen tercapai pada 2025. Hal itu telah ditetapkan dalam rencana umum energi nasional (RUEN) yang juga segera ditetapkan di rencana umum energi daerah (RUED).

Cek Fakta: Cak Imin Sebut Target Energi Baru Terbarukan 2025 Meleset dari 23 Persen Jadi 17 Persen

"Kemarin bapak presiden baru saja menandatangani rencana umum energi nasional, kita memiliki RUEN untuk membuat RUED, disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing. Mohon kalau bisa realistis, jadi kalau sudah terjadi coba dicari mitigasinya, sesuai dengan RUEN-nya," kata Jonan yang juga Ketua Harian Dewan Energi Nasional tersebut.

Jonan pun menceritakan pengalamannya saat bertandang ke Austria ketika sidang OPEC. Dikatakannya, setiap negera memiliki pandangan menekankan pandangan yang sama bahwa EBT penting untuk segera diterapkan. Di Indonesia sendiri EBT bisa dioptimalkan di wilayah-wilayah terpencil.

Menteri ESDM Targetkan RUU EBET Rampung di Kuartal I-2024

"Kita di sini keterjangkauan pasti menjadi suatu pertimbangan yang besar, apakah bauran energi yang diutamakan, karena ada 2.500 desa kita usahakan ada lampunya dulu, bisa pakai solar PV sistem, atau apa. Lalu, ada 10 ribu desa yang listriknya minimum, dan dua tahun lagi kita usahakan itu akan ada kabel listrik masuk ke rumahnya," ujarnya.

Direktur Keuangan PLN, Sinthya Roesly

PLN Dapat Komitmen Hibah dari AS untuk Studi Pengembangan Mini-Grid EBT Daerah 3T di Indonesia Timur

PT PLN (Persero) mendapat dana hibah senilai sekitar USD 1 juta dari Badan Perdagangan dan Pembangunan Amerika Serikat atau The United States Trade and Development Agency

img_title
VIVA.co.id
13 Februari 2024