Kinerja Kuartal II

Industri Asuransi Jiwa Membaik

VIVAnews – Industri asuransi jiwa kembali mencatat perbaikan kinerja hingga kuartal dua (Q2) 2009. Sejalan dengan perbaikan kondisi pasar modal, industri asuransi jiwa secara nasional mencetak angka pertumbuhan investasi yang fantastis, yaitu Rp 10,68 triliun atau mencapai 2890,84 persen (unaudit). 

“Setelah krisis orang syok, sehingga investasi terjadi penrunan, tetapi begitu membaik orang mulai sadar akan pentingnya asuransi jiwa dan menjadikannya sebagai bagian dari financial family planer mereka,” kata Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Evelina F Pietruschka dalam paparan kinerja Industri Asuransi Jiwa Q2-2009 di Jakarta, Rabu kemarin, 9 September 2009.

Dia mengungkapkan, secara total pendapatan industri asuransi jiwa hingga Q2-2009 mencapai Rp 38,4 triliun atau naik 44,92 persen dibandingkan total pendapatan pada periode yang sama Q2-2008 sebesar Rp 26,5 triliun. Pertumbuhan pendapatan yang signifikan ini ditopang oleh kenaikan pendapatan non premi pada Q2-2009 sebesar Rp 11,1 triliun. 

Selanjutnya, kendati secara year on year (yoy), pendapatan premi produksi baru (new business) Q2-2009 tercatat menurun jadi Rp 17,4 triliun jika dibandingkan periode yang sama tahun 2008 yang sebesar Rp 18,7 triliun, pendapatan premi lanjutan (renewal) pada Q2-2009 secara yoy tumbuh 25,26 persen menjadi Rp 9,64 triliun dibandingkan periode yang sama tahun 2008 sebesar Rp 7,7 triliun. 

“Jadi pertumbuhan berkesinambungan industi asuransi jiwa lebih banyak ditopang kalau kita jual regular produk. Itu bisa dilihat dari premi renewal yang cukup tumbuh signifikan. Nah kalau di new produk terjadi penurunan itu karena lebih banyak terkait investasi,” ujar Evelina. 

Dia kembali menegaskan dengan angka pertumbuhan premi regular (renewal premi) menunjukkan bahwa trend penyadaran pembelian asuransi jiwa mulai tumbuh positif. “Kita harapkan untuk lebih tumbuh positif dari angka Rp 400 - Rp 700 miliar yang dapat kami monitor (per kuartal),” katanya.

Executive Director AAJI, Stephen Juwono menilai, jika mencermati pergerakan premi produksi baru per kuartal (Q1-Q2) maka tercatat terjadi perbaikan. Namun jika dibanding Q2-2008 jelas ada penurunan karena saat itu belum terjadi krisis keuangna global. “Artinya di kuartal I 2009 mulai tumbuh dan di kuartal II-2009 lebih baik,” katanya di kesempatan yang sama.

Terjadinya penurunan secara yoy untuk premi produksi baru menurut Stephen karena terjadi penurunan di single premium. Adapun rincian perolehan single premium new business hingga Q2-2009 antara lain untuk premi individu menjadi Rp4,7 ttriliun dibanding Rp6,3 triliun di Q2-2008. “Ini perlu dipahami karena krisis pasar modal,” kata Stephen.

Namun untuk single premium dari kumpulan untuk new business tercatat naik meski tipis dari Rp 1,8 triliun di Q2-2008 menjadi Rp1,9 di Q2-2009. Demikian juga untuk unit link yang tercatat naik menjadi Rp 6,6 triliun di Q2-2009 dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp5,4 triliun. 

“Pendapatan premi dari unit link di Q2-2009 itu mencapai 20,57 persen. Secara tahunan total penadapatan unit link naik dari Rp11 triliun menjadi Rp13,3 triliun. Jadi krisis tidak mempengaruhi kepercayaan masyarakt terhadap unit link,” kata Stephen.

hadi.suprapto@vivanews.com

C3 Aircross Dijual Murah, Citroen Tak Berminat Pasang Target Penjualan
Nurul Ghufron diperiksa Dewas KPK

MAKI Kirim Surat ke Nurul Ghufron, Minta Bantuan Mutasi ASN di Papua ke Jawa

Koordinator MAKI Boyamin Saiman mengirimkan sebuah surat kepada Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron meminta bantuan mutasi ASN dari Papua ke Jawa

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024