- REUTERS/Darren Whiteside
VIVA.co.id – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump memasukkan Indonesia dalam daftar khusus yang dituding bertanggung jawab penuh atas defisit neraca perdagangan AS. Negeri Paman Sam tersebut, mengklaim telah merugi hampir US$50 miliar.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik Sasmito Hadi Wibowo saat berbincang dengan VIVA.co.id memandang, selama ini aktivitas perdagangan Indonesia dan AS berjalan normal. Tidak ada indikasi kuat, bahwa Indonesia telah merugikan AS.
“Selama ini seimbang. Kita ekspor ke sana banyak, impor juga demikian,” kata Sasmito, Jakarta, Rabu 5 April 2017.
Menurut dia, keseimbangan tersebut tercermin dari aktivitas perdagangan kedua negara yang terikat satu sama lain. AS membutuhkan beberapa barang yang berasal dari Indonesia, begitupun Indonesia. Sehingga, kedua negara sudah saling melengkapi.
“Sama sekali tidak ada indikasi kita menekan AS. Karena barang kita di Indonesia, itu juga banyak yang berasal dari AS. Ada perusahaan Nike di sini, itu dia selalu impor barang bahan baku. Dari AS juga,” tutur Sasmito.
Berdasarkan catatan otoritas statistik, bahan baku yang diekspor Indonesia ke AS diantaranya berbasis manufaktur. Sementara Indonesia, kata dia, juga membutuhkan teknologi yang mumpuni dari AS.
Sasmito pun ragu, tudingan tersebut akan membuat aktivitas perdagangan Indonesia dengan AS melesu. “Saya tidak yakin, itu akan memengaruhi. Tetapi, kita perlu juga tetap mengidentifikasi,” ujarnya. (asp)