Kuartal Pertama Laba Bersih Bank Permata Meningkat

Bank Permata.
Sumber :
  • en.indonesiafinancetoday.com

VIVA.co.id – PT Bank Permata Tbk mengumumkan kinerja operasional yang meningkat untuk tiga bulan pertama tahun ini, periode per 31 Maret 2017 (konsolidasi dan tidak diaudit) dengan membukukan laba bersih setelah pajak sebesar Rp453 miliar.

Cinema XXI Tebar Dividen 2023 Rp 666 Miliar

“Peningkatan ini jauh lebih baik dibandingkan dengan kerugian sebesar Rp376 miliar pada periode yang sama di tahun 2016,” kata Direktur Utama Bank Permata Ridha DM Wirakusumah, dalam keterangan tertulisnya, Senin 17 April 2017.

Ia menjelaskan, membaiknya kinerja PermataBank merupakan hasil dari langkah-langkah yang diambil sejak tahun lalu untuk menurunkan NPL, pendapatan dari bisnis utama yang tetap berjalan dengan baik serta penjualan sebagian porsi aset bermasalah sebagaimana yang telah direncanakan.

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 4,8 Triliun pada 2023, Anjlok 10,5 Persen

Proses rights issue sebesar Rp3 triliun sedang berjalan dan diharapkan akan selesai pada semester pertama 2017. Jumlah ini jika dikombinasikan dengan rights issue Rp5,5 triliun di Juni 2016, akan meningkatkan cadangan modal Bank sebesar Rp8,5 triliun.

"Saya gembira PermataBank telah memulai tahun ini dengan menunjukkan kinerja yang meningkat dan mempertahankan neraca yang kuat. Kami terus menjalankan rencana yang dapat membawa PermataBank menghasilkan kinerja yang lebih baik di tahun ini,” tuturnya.

Laba Vale Indonesia Kuartal III-2023 Turun Jadi US$52,6 Juta, Ini Pemicunya

Ditambahka, PermataBank terus mengambil langkah-langkah proaktif yang diperlukan untuk mengelola kualitas asetnya melalui restrukturisasi dan rehabilitasi, mempercepat pemulihan kredit dan menjual sebagian dari portofolio NPL.

Hal ini telah menghasilkan peningkatan pada kualitas aset, dimana rasio NPL Gross tercatat sebesar 6,4 persen per 31 Maret 2017, turun dari 8,8 persen pada Desember 2016. Sedangkan rasio NPL Net tetap di kisaran 2,2 persen.

Fokus pada peningkatan pengelolaan risiko dan NPL sebagai upaya mengurangi risiko dan menata kembali portofolio kredit, mengakibatkan perlambatan pada pertumbuhan kredit dimana kredit menurun 22 persen YOY menjadi Rp95,4 triliun dari Rp122,7 triliun di akhir Maret 2016.

Ridha menjelaskan, untuk menjaga likuiditas yang sehat, PermataBank telah meningkatkan saldo CASA nya sebesar 13 persen sehingga rasio CASA meningkat menjadi 46 persen dibandingkan 38 persen tahun lalu. Penurunan kredit menjadi penyebab utama dari NIM yang lebih rendah yaitu sebesar 3,5 persen, dibandingkan dengan 3,9 persen pada akhir Maret 2016.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya