Aturan Harga Eceran Tertinggi Tak Digubris Pasar Tradisional

ilustrasi pedagang pasar di Jakarta.
Sumber :
  • Rebecca Reifi Georgina - VIVA.co.id

VIVA.co.id – Kementerian Perdagangan telah menetapkan harga eceran tertinggi atau HET komoditas gula, minyak goreng, dan daging beku di tingkat ritel. Harapannya aturan itu dapat mengerek turun harga sampai di tingkat pasar tradisional. 

Harga Bawang Putih di Gianyar Naik Capai Rp 55 Ribu per Kilogram

Aturan tersebut sudah 18 hari berjalan, tepatnya sejak 10 April lalu diberlakukan. Namun, hasil pantauan VIVA.co.id di Pasar Mampang, Jakarta Selatan menunjukkan harga gula dan minyak goreng masih belum terintervensi. 

Seperti diketahui, HET ritel untuk komoditas gula semua kemasan/merk sebeasr Rp12.500 per kilogram, dan untuk minyak goreng sederhana sebesar Rp11 ribu per liter. 

Harga Daging Ayam dan Cabai di Pasar Tradisional Bandung Meroket

Tapi kenyataannya, harga gula saat ini masih berada di kisaran Rp13.500 - Rp15 ribu per kilogram untuk jenis curah. Sedangkan, merk Gulaku Rp16 ribu per kilogram. Salah satu pedagang, Galinem (59) mengatakan harga ini sudah berjalan sekitar sebulan. 

Lalu untuk minyak goreng jenis curah, terdapat penurunan harga selama beberapa minggu terakhir, yaitu dari kisaran Rp13.500 per liter menjadi Rp12.500 per liter. "Curah kemungkinan turun lagi, karena dengar-dengarnya enggak boleh ada lagi," ucap pedagang pasar lainnya, Sri (47).

Mendag Zulhas Klaim Harga Bahan Pokok Turun Jelang Lebaran

Saat ini permintaan gula dan minyak goreng disebutkan stagnan. Galinem mengatakan kecenderungan masuk bulan puasa yang mengalami permintaan lebih tinggi adalah minyak goreng, ketimbang gula. 

Sementara itu untuk komoditas daging, rata-rata pedagang menjual daging lokal segar, baik sapi atau kambing. Harganya masih belum berubah dari setahun lalu. 

Harga daging sapi lokal Rp120 ribu per kilogram dan kambing dikisaran Rp100 ribu per kilogram. Terkait pasokan, salah satu pedagang, Soleh (62) mengatakan daging sapi lokal tidak terdapat kendala, sejauh ini. 

Sedangkan terkait permintaan, ia katakan saat ini sifatnya stagnan dengan rata-rata penjualan per hari kalau ramai sampai 20 kilogram, saat sepi hanya lima kilogram. "Puasa, Ramadan per hari paling enggak bisa jual 10 sampai 15 kilogram," ucapnya. 

Sementara pada pedagang daging kambing, Barjudin (52) mengatakan permintaan normal per hari saat ramai sekitar 25 kilogram atau setara dua ekor kambing. Permintaan saat ini, ia katakan relatif sepi dengan kemampuan jual 10 kilogram. 

Ia pun memperkirakan omzet yang dapat dicapai pada Ramadan esok tidak terlalu banyak. "Masyarakat sudah biasa makan daging dengan KJP (Kartu Jakarta Pintar). Dapat daging Rp35 ribu per kilogram. Sebulan sekali dapatnya. Isinya ada telur ayam, beras. Untung buat masyarakat, tapi ada imbas negatifnya juga ke pedagang," ungkap Barjudin. 

Penurunan permintaan daging tersebut, juga ada imbasnya dari panertiban/penggusuran pedagang kaki lima yang menjual makanan mengandung daging, di sekitaran Pasar Mampang. "Memang untuk penertiban jalan, tapi kalau yang enggak mengganggu jalan kan bisa tetap diizinkan jualan saja, atau paling tidak disiapkan tempat jualan yang benar," tambahnya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya