Kondisi Stok Elpiji dan Minyak Tanah Jelang Lebaran

Pengisian tabung gas elpiji.
Sumber :
  • ANTARA/Syaiful Arif

VIVA.co.id – PT Pertamina terus berupaya untuk meningkatkan cadangan ketahanan stok energi menjelang Lebaran 2017. Upaya itu untuk mengantisipasi adanya kelangkaan energi pada musim Lebaran nanti. 

Beli Gas 3 Kg Sertakan KTP, Warga Depok Curiga Dipakai untuk Data Pinjol

Direktur Pemasaran Pertamina, Muchamad Iskandar, mengatakan, peningkatan konsumsi Liquefied Petroleum Gas atau Elpiji akan meningkat sejak awal Ramadan. Diprediksi konsumsi Elpiji naik delapan persen tahun ini, dibanding hari-hari biasa. 

Menurut Iskandar, kenaikan konsumsi Elpiji diprediksi lebih awal yakni pada awal-awal bulan Ramadan 2017. 

Ledakan Hebat Terjadi Dekat Pelabuhan Kamal Bangkalan, 4 Rumah Rusak Berat

"Jadi kebiasaan dari masyarakat itu, awal puasa mestinya kan itu masaknya lebih sedikit. Tapi, ini malah puasa lebih banyak masak, sehingga prediksi selalu awal puasa terjadi peningkatan," ujar Iskandar di kantor pusat Pertamina, Jakarta, Senin 22 Mei 2017. 

Ia merincikan, konsumsi Elpiji akan naik sebesar delapan persen pada saat Ramadan dan Lebaran itu dari 22.200 metric ton (MT) per hari menjadi 23.980 MT per hari. Dengan suplai sebanyak 326.371 MT per hari dan permintaan 19.826 MT per hari, diperkirakan ketahanan stok Elpiji selama 16 hari. 

Jaga Gengsi di Mata Mantan Istri, Pria di Garut Malah Masuk Bui

Meski demikian, Ia memastikan stok Elpiji dapat terpenuhi dengan suplai yang disediakan. Karena, konsumsi Elpiji setelah hari H Lebaran justru menurun. 

"Justru pada saat setelah Lebaran akan turun konsumsi, karena sudah menikmati yang dia masak itu. Tinggal jalan-jalan, dan kunjungan keluarga," tutur dia. 

Sementara itu, kondisi ketahanan stok minyak tanah pada saat Lebaran mencapai 66 hari. Dengan suplai 120.821 kiloliter (Kl) dan permintaan hanya 1.807 Kl per hari yang mayoritas berada di timur Indonesia. 

"Minyak tanah ini ketahanan stoknya sampai 66 hari karena volume relatif kecil, dan yang menggunakan hanya tinggal di wilayah timur Indonesia yang belum konversi. Tapi, sejauh ini persiapan kami cukup lumayan," ujar dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya