Dampak Pemindahan Ibu Kota ke Sektor Properti

Ibu Kota RI, DKI Jakarta
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

VIVA.co.id – Pemerintah kembali mewacanakan pemindahan Ibu Kota Indonesia ke luar Pulau Jawa. Kali ini wacana yang digulirkan pemerintah adalah guna mengurangi ketimpangan antarwilayah, khususnya Jawa dan luar Jawa yang semakin meningkat.

Haru, Maxime Bouttier Ungkap Kebaikan Luna Maya untuk Keluarganya

Bahkan, upaya yang dilakukan oleh pemerintah kali ini diklaim dapat meningkatkan ekonomi daerah. Sebab, dengan ada ibu kota baru maka tercipta permukiman baru, kawasan ekonomi baru dan tentunya memberikan kesejahteraan bagi daerah.

Lantas, bagaimana dampaknya bagi sektor properti di Indonesia?

Warga Jakarta Mesti Cetak Ulang KTP Gegara Ibu Kota Pindah ke Kalimantan Timur

Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Real Estate Indonesia (REI), Soelaeman Soemawinata mengatakan, dalam melihat pertumbuhan properti, tentu dasarnya adalah pertumbuhan alami penduduk dan pengembangan ekonomi daerah.

Dengan demikian, jika penduduk meningkat, akibatnya tentu kebutuhan hunian beserta fasilitas pelayanannya juga meningkat. Selain itu, pengembangan kawasan ekonomi menimbulkan aktivitas kehidupan bagi sektor properti lainnya.

Jokowi Tawarkan 34 Ribu Hektare Lahan IKN ke Pengusaha Real Estate: Gak Ada Gratisan!

Untuk itu, pemindahan ibu kota ke luar Jawa memiliki potensi yang cukup besar bagi sektor properti secara normatif substansi. Dan itu akan terlihat pertumbuhannya jika kota tersebut kemudian terhubung secara aktivitas ekonomi dengan kota lainnya.

"Karena di beberapa kejadian, pemindahan ibu kota yang didasari aktivitas pemerintahan saja, perkembangannya sangat lama. Beda dengan kota baru yang didasari aktivitas ekonomi," tutur Soelaeman kepada VIVA.co.id, Kamis 6 Juli 2017.

Ia menuturkan, langkah pemerintah yang kembali mewacanakan pemindahan ibu kota sangat baik, terlebih bertujuan untuk meratakan ekonomi antarwilayah di Indonesia yang selama ini hanya terpusat di Pulau Jawa.  

Mantan ketua DPP REI Banten ini pun mencontohkan, pemindahan ibu kota jangan hanya terfokus pada pemerintahan seperti Putra Jaya Malaysia. Sebab, hingga saat ini tak berkembang pesat bahkan aktivitas penduduknya masih sepi.

"Jadi kalau dasarnya ingin kurangi beban dan aktivitas Jakarta sebagai kota bisnis, terminologinya bukan memindahkan ibu kota. Tapi, menumbuhkan pusat ekonomi baru di luar Jakarta," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya