Produksi Kendaraan Roda Empat Akan Lampaui 1,2 Juta Unit

Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla (tengah).
Sumber :
  • Istimewa

VIVA.co.id – Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyatakan, kapasitas produksi kendaraan roda empat akan mencapai lebih dari 1,2 juta unit pada tahun ini, atau naik dibandingkan produksi sebanyak 1,1 unit di 2016. 

Waspada, Ini Tanda-tanda Ban Mobil Mau Pecah!

Peningkatan ini disebut dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu kekuatan industri otomotif di ASEAN, setelah Thailand.

“Capaian tersebut, diharapkan semakin mendongkrak kontribusi sektor industri otomotif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Airlangga dalam keterangan resminya, Selasa, 11 Juli 2017

Vespa 140th of Piaggio: Edisi Terbatas Merayakan 140 Tahun

Hal itu disampaikan Airlangga pada Peresmian Pabrik PT. SGMW Motor Indonesia di Kawasan Industri GIIC Deltamas, Cikarang, Bekasi, Selasa 11 Juli 2017. Peresmian pabrik ini dilakukan secara langsung oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla didampingi Menperin, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Wakil Gubernur Provinsi Guang Xi Lan Tianli, serta Chairman SAIC dan SGMW Chen Hong.

Airlangga menjelaskan, dari jumlah produksi 1,1 juta unit pada tahun lalu, sekitar 200 ribu unit mobil dipasarkan ke negara tujuan ekspor dan selebihnya diserap pasar dalam negeri. Karena itu, kata dia, pemerintah meminta industri otomotif nasional terus agresif memperluas pasar ekspor untuk membuat sebuah keseimbangan dengan kebutuhan pasar domestik.

3 Kendaraan Hino Dapat Sertifikat TKDN

“Pemerintah menargetkan produksi otomotif bisa menembus 2,5 juta unit pada tahun 2020, untuk bersaing di kancah global,” ungkapnya. 

Airlangga meyakini, struktur industri otomotif nasional akan semakin dalam, lantaran didukung peta jalan industri baja dengan target kapasitas mencapai 10 juta ton pada tahun 2025. Diharapkannya, industri otomotif di Indonesia dapat menyerap lebih banyak bahan baku dari dalam negeri. 

“Ketersediaan bahan baku untuk industri otomotif, khususnya baja, resin, karet sintetis, dan aluminium diharapkan bisa dipenuhi dari dalam negeri pada tahun 2019,” tambahnya.

Sebagai informasi, Kementerian Perindustrian mencatat, pada 2016, kontribusi subsektor industri alat angkutan (termasuk di dalamnya industri otomotif) terhadap PDB sektor industri non-migas mencapai 10,47 persen, atau terbesar ketiga setelah subsektor industri makanan dan minuman yang sebesar 32,84 persen serta subsektor industri barang logam, komputer, elektronik, optik, dan peralatan listrik sebesar 10,71 persen.

Airlangga optimistis, kinerja industri otomotif di dalam negeri tahun ini mampu tumbuh lebih baik seiring potensi pasar produk di Indonesia dan pertumbuhan ekonomi nasional yang positif. Hal ini didorong oleh pulihnya perekonomian global, serta berjalannya reformasi struktural di dalam negeri secara komprehensif.

“Bahkan, kondisi tersebut juga akan mampu mendorong investasi di sektor industri otomotif lebih banyak lagi masuk ke Indonesia. Tidak hanya di tingkat industri perakitan, namun juga industri komponen dan industri bahan baku, sehingga kemandirian industri otomotif nasional dapat tercapai,” paparnya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya