Bangun Infrastruktur Hingga 2040, RI Butuh US$1,7 Triliun

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia : Pembangunan Rusun
Sumber :
  • VIVAnews/Tri Saputro

VIVA.co.id – Laporan Global Infrastructure Hub (GI Hub) dari forum internasional G20 menguraikan, kebutuhan investasi infrastruktur secara global mencapai US$94 triliun hingga 2040. Sementara itu, untuk Indonesia kebutuhannya mencapai US$1,7 triliun hingga periode yang sama. 

Harbak PU ke-76, Basuki Ajak Insan PUPR Berkontribusi Pulihkan Ekonomi

Laporan berjudul Global Infrastructure Outlook yang dikutip Jumat 28 Juli 2017 mengungkapkan, jumlah kebutuhan infrastruktur Indonesia tersebut hampir lebih besar 1,9 kali lipat dibandingkan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia saat ini. 

Menurut laporan tersebut, Indonesia membutuhkan investasi yang besar untuk memenuhi kebutuhan pembangunan infrastruktur diantaranya untuk pengelolaan air. Seperti, bendungan dan sarana pengolahan air bersih. 

Usai Temui Penguasa Abu Dhabi, Jokowi Tinjau Pembangunan Infrastruktur

Infrastruktur air merupakan kebutuhan yang sangat penting terutama karena Indonesia diperkirakan akan mengalami peningkatan populasi rata-rata sebesar 0,8 persen per tahun. Outlook melaporkan bahwa kebutuhan belanja infrastruktur Indonesia untuk sektor air berkisar di angka US$144 miliar (0,34 persen) di bawah tren saat ini, atau US$209 miliar (0,49 persen) di bawah kebutuhan investasi yang sebenarnya.

Namun dalam hal infrastruktur pelabuhan, Indonesia termasuk negara dengan kinerja terbaik di kategori pendapatan rendah dan menengah bawah. Hal ini menunjukkan bahwa kelanjutan investasi sesuai status quo akan cukup untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur pelabuhan Indonesia di masa depan.

Ibas: Pembangunan Infrastruktur Jangan Jor-joran

Laporan ini juga menunjukkan bahwa pada 2040, populasi global akan bertambah hingga 2 miliar orang atau meningkat hingga 25 persen. Kala itu, seluruh penduduk yang tinggal di kota akan menuntut perbaikan infrastruktur secara besar-besaran.

Kebutuhan infrastruktur terbesar di dunia akan berada di Asia, di mana Asia membutuhkan 51 triliun dolar hingga 2040 untuk memenuhi kebutuhannya. Pemenuhan Sustainable Development Goals (SDG) di bidang listrik dan air bersih akan membutuhkan biaya US$3,5 triliun lebih banyak dari perkiraan investasi saat ini.

Demi mempersempit kesenjangan pembelanjaan global, dibutuhkan peningkatan investasi infrastruktur tahunan dari angka 3 persen dari PDB dunia menjadi 3,5 persen. Pemenuhan target SDG akan membutuhkan peningkatan hingga 3,8 persen dari tahun ini hingga 2030. Perbaikan infrastruktur jalan dan listrik membutuhkan pengeluaran terbesar karena masyarakat dunia semakin modern.

Sebagai informsi, outlook ini meneliti proyek-proyek unggulan dunia yang terdiri atas analisis terperinci dan perangkat analisis online. Proyek ini merupakan hasil dari penelitian intensif 50 negara dan tujuh sektor industri yang dilakukan GI Hub dan Oxford Economics, pemimpin dalam proyeksi global dan analisis kuantitatif.

“Analisis ini memberikan data pengeluaran negara dan industri yang selama ini dibutuhkan oleh pemerintah dan organisasi pendanaan,” ujar CEO Global Infrastructure Hub, Chris Heathcote.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya