Rekomendasi KPPU untuk Stabilkan Harga Beras

 Ketua KPPU, Syarkawi Rauf
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhammad Yasir

VIVA.co.id – Komisi Pengawas Persaingan Usaha mendorong pemerintah kembali memperkuat koperasi tani. Hal ini diharapkan mampu menekan rantai distribusi komoditas pangan, yang selama ini menyebabkan harga di tingkat konsumen meningkat. 

Bobby Nasution Klaim Harga Beras di Kota Medan Turun

"Ini harus diformalkan, sehingga bisa lebih fair bagi pembeli dan petani. Koperasi tani harus dikuatkan. Sehingga nanti mereka akan membuat pasar lelang," kata Ketua KPPU Syarkawi Rauf, Jakarta, Sabtu 29 Juli 2017.

Berdasarkan pantauan KPPU di lapangan, rantai distribusi pangan masih menjadi salah satu penyebab utama tingginya harga di tingkat konsumen. Setidaknya, masih ada 10 enam titik harga distribusi pangan, sebelum mencapai ke tingkat konsumen.

300 Ribu Ton Beras Impor dari Thailand dan Pakistan OTW RI Jelang Ramadhan

Belum lagi, jika ada perusahaan besar yang melakukan praktik tak sehat, dan pada akhirnya mendominasi rantai pasok. Sementara di satu sisi, pemerintah tidak hanya fokus untuk menstabilkan harga di konsumen, melainkan kesejahteraan petani kecil.

"Di setiap titik margin, pasti ada harga. Dengan adanya koperasi, rantai bisa semakin pendek," katanya.

Kepala Bapanas: Harga Beras Sudah Turun di Rp 14.000/Liter

KPPU, Ditegaskan Syarkawi, pun akan mengusulkan kepada Kementerian Perdagangan atas rencana tersebut. Menurutnya, Indonesia perlu belajar dari Korea Selatan yang telah sukses menguatkan koperasinya.

"Tiru saja apa yang dilakukan Korea Selatan yang sangat efektif membangun pasar lelang komoditas. Nanti kamu akan periksa UU Perdagangan, apakah sudah diakomodasi atau belum. Kalau belum, akan kami usulkan," katanya.

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI

Mendag Zulhas Buka-bukaan Penyebab Harga Beras Naik di Depan DPR

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan atau Zulhas buka-bukaan soal kenaikan harga beras di awal Ramadhan 2024.

img_title
VIVA.co.id
13 Maret 2024