Di Balik Suksesnya Pengelolaan Dana Haji di Malaysia

Ilustrasi haji
Sumber :
  • REUTERS/Ahmed Jadallah

VIVA.co.id – Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro, mengatakan, pengelolaan dana haji sudah terbukti berhasil di Malaysia. Faktor penyebabnya, karena pengelolaan dana haji melalui Lembaga Tabung Haji Malaysia (LTHM) berhasil meringankan biaya calon jemaah.

Isu Dana Haji Dipakai untuk Bikin Infrastruktur, DPR: Semua Itu Tidak Benar

Dia merincikan, LTHM bisa meringankan separuh biaya haji calon jemaah. Untuk tujuan itu, kata Bambang, pemerintah saat ini membentuk Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH).

"Harusnya 60 juta calon haji Malaysia itu keluar uang, tapi karena pengelolaan dana haji yang baik dengan manfaat yang terukur, maka mereka akhirnya cukup membayar (biaya haji) separuhnya. Jadi, beban calon haji itu menjadi berkurang karena dana haji yang dikelola dengan baik," kata Bambang, dalam diskusi di Jakarta, Sabtu 5 Agustus 2017.

Jokowi Ingatkan BPKH agar Hati-hati Kelola Dana Haji yang Besar

Ia melanjutkan, aset bersih dana tabungan haji di Malaysia sudah mencapai angka Rp180 triliun karena keuntungan investasi setiap tahunnya mencapai Rp8 triliun. Sementara itu, dana setoran haji Indonesia saat ini baru mencapai Rp96 triliun.

"Kalau kita lihat aset bersihnya Rp180 triliun, kita Rp96 triliun, ya hampir separuhnya tabungan Malaysia. Karena mereka hasil keuntungan investasi Rp8 triliun setiap tahunnya," tutur dia.

Media Center Jakarta Akan Kembali Aktif, Laporkan Info Haji Tiap Hari

Kemudian, menurut Bambang, dana tabungan haji Malaysia sudah menjadi sumber pendapatan yang berkelanjutan. Sebab, Malaysia berfokus pada investasi di sektor perkebunan, konsesi, dan pembangunan infrastruktur. Ia berharap BPKH di Indonesia pun bisa melakukan hal yang serupa.

"Bapak ibu bayangkan kalau dana haji tidak diapa-apakan, hanya ditaruh di bank, maka saya yakin akan susah untuk menurunkan biaya haji dengan cukup besar seperti di Malaysia tadi. Itu hanya bisa kalau kita punya return, kita punya imbal hasil, dan investasi yang cukup besar," ujar dia.

Bagi dia, perlu diingatkan upaya ini tak cukup hanya ditaruh di bank syariah. "Harus ada upaya lebih, yang penting adalah investasi terukur, underlying asetnya jelas, bermanfaat," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya