Investasi Properti Masih Dianggap Menggiurkan

CEO Crown Internasional Holding Group, Iwan Sunito.
Sumber :
  • VIVAnews/Alfin Tofler

VIVA.co.id – Pasar properti dunia dinilai masih sangat menjanjikan saat ini. Karena itu, investasi di sektor ini di berbagai negara, salah satunya Australia, sangat potensial dijadikan alternatif investor untuk menanamkan uangnya.

Pencarian Properti di Australia Malah Naik saat Pandemi, Kok Bisa?

"Properti masih menjadi bisnis yang menjanjikan di tengah melambatnya ekonomi dunia," ujar 
CHief Executive Officer (CEO) Crown Group, Iwan Sunito, seperti dikutip dari keterangan resminya, Jumat 11 Agustus 2017. 

Crown Group, yang berbasis di Australia, berkontribusi menggenjot pertumbuhan properti di negara kangguru tersebut. Berdasarkan data konsultan properti terbesar di dunia, Knight Frank, Sydney dan Melbourne, Australia menempatkan posisi ke 11 sebagai kota yang diincar para investor dunia, salah satunya Indonesia.

Wabah Corona, Bisnis Hotel Milik Bos Properti Asal RI Ini Justru Naik

Menurut Global Head of Residential Knight Frank, Lord Andrew Hay, golongan super kaya dunia semakin tertarik terhadap Sydney dan Melbourne. Selama 10 tahun terakhir fokus golongan super-kaya tersebut lebih kepada penciptaan kekayaan, tetapi untuk beberapa tahun ke depan bertransformasi menjadi pelestarian kekayaan.

Managing Director SQM Research Pty Ltd, Louis Christopher menilai, harga residensial di Sydney pada akhir 2017 dibandingkan tahun sebelumnya akan naik sekitar 11 persen hingga 16 persen. 

Investasi Properti di Jalur TB Simatupang Bisa Cuan, Ini Faktornya

Sementara itu, menurut data terbaru dari CoreLogic, harga tempat tinggal rata-rata di Sydney meningkat sebesar 18,9 persen dalam 12 bulan sampai dengan pertengahan Maret 2017, dan 14,7 persen di Melbourne. 

Dari Januari 2009, harga hunian di Sydney telah melonjak sebesar 106 persen. Pertumbuhan harga Melbourne juga menguat, atau meningkat sebesar 89 persen dalam periode yang sama.

Investor asal China menghabiskan sekitar Rp240 triliun untuk properti di Australia pada tahun lalu. Angka tersebut naik sekitar 30 persen dari tahun keuangan sebelumnya, yang mencapai Rp184 triliun atau naik Rp60 triliun dari 2015. 

Pekan depan, Iwan akan menghadiri ajang properti bertajuk How to Build A Property Empire di Jakarta. Dalam kesempatan itu dia akan membeberkan rahasia suksesnya membangun kerajaan bisnis Properti di Australia. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya