Perluasan PLTU Jawa 4 Resmi Dimulai

Menteri ESDM, Ignasius Jonan.
Sumber :
  • Irwand A/VIVA.co.id

VIVA.co.id – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan merersmikan dimulainya pembangunan atau groundbreaking proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tanjung Jati B, PLTU Jawa 4. Pembangkit itu  berkapasitas 2x1.000 Megawatt (MW), dan terletak di Desa Tubanan, Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.

Luhut Sebut Butuh US$8,58 Miliar untuk Pensiunkan PLTU

Pembangunan proyek PLTU Jawa 4 merupakan bentuk dukungan terhadap program pemerintah dalam mencanangkan membangun pembangkit listrik 35 ribu MW. Skema pembangunan proyek ini dikerjakan dengan skema Independent Power Producer (IPP), yang ditargetkan rampung dalam kurun waktu 50-54 bulan, atau hingga akhir 2020 atau awal 2021.

Proyek PLTU Jawa 4 dikelola oleh konsorsium PT Bhumi Jati Power (BJP), yang terdiri dari Sumito Corporation dengan saham 50 persen, PT United Tractors Tbk 25 persen saham dan The Electric Power Co Inc dengan 25 persen saham.

Arcandra Tahar Proyeksi Harga Batu Bara 2022 di Atas US$70 per Ton

Secara resmi dimulainya pembangunan perluasan pembangunan PLTU Jawa 4 ini ditandai dengan penekanan tombol sirine oleh Menteri ESDM, Ignasius Jonan.

"Dengan mengucapkan syukur dengan ini saya meresmikan, mewakili pak Presiden. proyek pembangunan PLTU Jawa 4 di Jepara Provinsi Jawa Tengah," kata Jonan saat meresmikan perluasan PLTU Jawa 4 di Jepara, Jawa Tengah, Kamis 31 Agustus 2017.

PLN Pastikan Pasokan Batu Bara Pembangkit Minimal 20 Hari Operasi

Mantan Menteri Perhubungan ini berharap kepada pihak konsorsium untuk melibatkan sumber daya lokal di Jepara dalam proyek ini. Sebab proyek ini diyakini akan menyerap banyak tenaga kerja. Pelibatan sumber daya lokal merupakan bentuk partisipasi dan juga efek untuk daerah setempat.

"Arahan bapak Presiden, setiap pembangunan dimanapun itu, diharapkan bisa melibatkan local comunity. Jadi diharapkan bisa melibatkan sumber daya yang ada di daerah masing-masing," ujarnya.

Selain itu, Jonan juga meminta pihak konsorsium untuk memperhatikan aspek-aspek dampak lingkungan yang ramah lingkungan. Meskipun pembangkit ini telah menggunakan teknologi baru yaitu Ultra Super Critical (USC). 

Teknologi ini beroperasi pada tekanan dan suhu di atas titik kritis air, di mana fase gas dan cair dalam keseimbangan sehingga menghasilkan efisiensi yang Iebih tinggi. Pembangkit listrik dengan teknologi USC memiliki efisiensi sekitar 8-10 persen dibandingkan dengan pembangkit listrik berbasis batu bara lainnya.

"Tidak ada dampak pencemaran lingkungan. Karena yang saya tahu perluasan ini menggunakan teknologi terbaru," ujarnya.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya