Rupiah Masih Perkasa di Tengah Uji Nuklir Korea Utara

Rupiah
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

VIVA.co.id – Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menegaskan, kondisi nilai tukar rupiah di tengah krisis geopolitik yang terjadi khususnya di semenanjung Korea Utara, masih relatif stabil. Mata uang Garuda berhasil dalam level aman, sementara mata uang lain mengalami depresiasi.

Rupiah Amblas ke Rp 16.270 per Dolar AS Pagi Ini

“(Sentimen dari semenanjung Korea Utara) Sekarang belum ada dampaknya ke mata uang kita,” kata Agus di Jakarta, Selasa 5 September 2017.

Agus menjelaskan, terjaganya mata uang Garuda tak lepas dari derasnya aliran modal asing yang masuk ke Indonesia. Sepanjang Januari hingga awal September 2017, total dana asing yang masuk ke pasar keuangan domestik mencapai Rp131 triliun.

Erick Imbau BUMN Beli Dolar AS Besar-besaran, Menko Perekonomian hingga Wamenkeu Bilang Gini 

Meskipun dana asing yang masuk relatif lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu, namun rupiah berhasil stabil, di tengah mata uang lain yang terkena sentimen negatif dari ketidakpastian global. Sejauh ini, rupiah terhadap dolar Amerika Serikat masih terapresiasi 0,85 persen.

Bahkan berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate BI, rupiah pada hari ini berada di posisi Rp13.336 per dolar AS, atau menguat Rp9 dibandingkan posisi kemarin, Senin 4 September 2017 yang berada di level Rp13.345 per dolar AS.

Rupiah Mulai Menguat ke Level Rp 16.172 per Dolar AS

Kendati demikian, mantan Menteri Keuangan itu tetap memandang eskalasi yang terjadi di Korea Utara bisa menjadi sentimen negatif bagi pergerakan rupiah. Namun BI memastikan akan terus berada di pasar, untuk memastikan rupiah tetap berada pada nilai fundamentalnya.

“Eropa memang sudah turun kekhawatirannya. Semenanjung Korea ini harus kita perhatikan,” katanya. (one)

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae.

Hasil Uji Ketahanan OJK: Perbankan Masih Bisa Mitigasi Pelemahan Rupiah

OJK menilai bahwa risiko yang dihadapi industri perbankan nasional akibat penguatan dolar Amerika Serikat (AS) beberapa waktu ini masih dapat dimitigasi dengan baik.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024