Bukti Daya Beli RI Menggeliat Versi Menkeu Sri Mulyani

Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Sumber :
  • ANTARA/Akbar Nugroho Gumay

VIVA.co.id – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkap bukti konkret, daya beli masyarakat dalam kondisi yang relatif stabil, dan tidak mengalami kontraksi seperti yang disebut-sebut berbagai kalangan. Sampai saat ini, konsumsi rumah tangga masih cukup mampu meningkatkan ekonomi.

Jumlah Pemudik Lebaran 2024 Capai 193,6 juta, Airlangga: Ada Andil Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

“Ada persepsi seolah-olah daya beli itu menurun, konsumsi melambat. Tetapi, pertumbuhan konsumsi per kelompok rumah tangga masih tumbuh, dan cukup tinggi,” kata Ani, sapaan akrab Sri Mulyani dalam rapat kerja bersama Dewan Perwakilan Rakyat, Jakarta, Kamis 7 September 2017.

Bendahara negara ini tak memungkiri, geliat konsumsi rumah tangga pada 2015 mengalami kontraksi, dan pada akhirnya menyebabkan geliat ekonomi pada periode tersebut mengalami tekanan. Pada 2015, tercatat pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya mencapai 4,98 persen.

Harga BBM Non-subsidi Pertamina Tidak Naik, Erick Thohir: Demi Jaga Stabilitas Ekonomi

Pada tahun lalu, kondisi daya beli mengalami perbaikan yang cukup menggembirakan. Berdasarkan data Kementerian Keuangan, pertumbuhan konsumsi 40 persen keluarga termiskin pada periode tersebut mencapai 2-6,5 persen, dan kelompok keluarga menengah hampir menembus 10 persen.

“Makanya kita bisa lihat, ekonomi pada tahun 2016, bisa kembali pick up, dengan realisasi pertumbuhan di atas lima persen,” katanya.

Pertumbuhan Ekonomi AS Beri Tekanan ke Ekonomi Global, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Lantas, bagaimana dengan tahun ini? Ani mengatakan, konsumsi rumah tangga dari kelompok termiskin meningkat dibandingkan posisi tahun lalu. Sementara itu, konsumsi rumah tangga yang berasal dari kelompok menengah, meskipun lebih rendah, namun tetap dalam posisi yang cukup stabil.

“Konsumsi kalangan menengah masih tetap tinggi di angka delapan persen. Ada persepsi seolah-olah daya beli menurun,” ujarnya.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu pun mengaku yakin, daya beli masyarakat hingga penghujung tahun tetap terjaga. Apalagi, deflasi yang terjadi pada Agustus 2017, diharapkan tidak menggerus daya beli masyarakat dalam beberapa bulan ke depan. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya