Menkeu Sri dan Melinda Gates Bahas Ekonomi di Era Teknologi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kanan).
Sumber :
  • Akun Instagram @smindrawati

VIVA.co.id – Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati melakukan pertemuan denngan istri orang terkaya dunia saat ini, Melinda Gates. Pembangunan ekonomi di era teknologi masa depan, menjadi pembahasan serius dalam pertemuan itu. 

Waspadai Dampak Ekonomi Politik atas Serangan Iran ke Israel

Dikutip dari akun Instragram resmi Sri Mulyani @smindrawati, Jumat 22 September 2017, Ani sapaan Sri Mulyani, mengatakan, sebuah kemitraan global untuk mengembangkan ide-ide baru mengenai masa depan pembangunan yang inklusif di era teknologi yang disebut Pathways for Prosperity, dibahas serius dengan Melinda.

"Melinda bersama suaminya, Bill Gates, merupakan filantrofis yang cukup peduli melihat peran dan pengaruh teknologi dalam upaya akselerasi pembangunan," tulisnya. 

7 Negara Ekonomi Terbesar di Dunia Tahun 2050, Peringkat Indonesia Gak Main-main!

Dia mengatakan, untuk mewujudkan inisiatif itu ada beberapa isu utama yang harus diperhatikan. Pertama adalah bagaimana semua pihak memahami perubahan yang terus terjadi, dalam konteks upaya akselerasi pembangunan di era teknologi. 

"Bagaimana memahami konteks perubahan dalam hubungan antara pertumbuhan inklusif dan perkembangan teknologi, khususnya bagi negara-negara late comer dalam pembangunan ekonomi," ujarnya menambahkan. 

BI Sebut Perlambatan Ekonomi 2024 Dipengaruhi Negara-negara Eropa dan China

Kedua menurut Ani, adalah bagaimana otoritas terkait merespons perubahan itu dalam kebijakan yang dibuat. Hal ini tentu harus disinergikan dengan seluruh pemangku kepentingan. "Bersinergi dalam menyumbangkan ide, mengembangkan debat publik, dan membawa hasil penelitian terkini untuk membantu pemecahan masalah perubahan," ujarnya menjelaskan.

Lebih lanjut yang ketiga kata Ani, yaitu kesiapan masyarakat. Dalam arti bagaimana menyiapkan masyarakat negara-negara berkembang untuk mendorong pertumbuhan yang inklusif dengan memanfaatkan perkembangan teknologi.

"Saya berharap inisiatif ini bukan fokus untuk menghasilkan laporan saja tapi juga harus dapat membawa ide-ide baru, menyuburkan debat publik, mendorong riset dan aplikasinya yang membantu negara berkembang dalam menyiapkan diri menghadapi era perkembangan teknologi dengan tetap mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif," ujarnya. 

"Dalam konteks kebijakan ekonomi, perlu kejelasan dalam memformulasikan kebijakan yang tepat. Misalnya, keterkaitan antara kebijakan di bidang perpajakan, di bidang belanja negara (seperti mendorong pembangunan inklusif dalam hal cash transfer kepada rakyat miskin), bagaimana mendorong penciptaan tenaga kerja.” (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya