Lotus Tutup, Aprindo: Bukan Karena Daya Beli Turun

Lotus Departemen Store di Djakarta Theater.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Bayu Nugraha.

VIVA – Asosiasi Pengusaha Ritel membantah spekulasi bahwa keputusan PT Mitra Adiperkasa menutup sejumlah gerai Lotus Department Store karena faktor pelemahan daya beli. Meski saat ini pertumbuhan industri ritel melambat, hal tersebut terjadi bukan karena faktor lesunya permintaan.

Aprindo Sebut Industri Ritel Pulih Kalau Pandemi Sudah Jadi Endemi

Ketua Umum Aprindo, Roy Mande, tak memungkiri geliat industri ritel dalam beberapa tahun terakhir tumbuh melambat. Hal itu disebabkan oleh beberapa hal, misalnya perubahan perilaku konsumsi masyarakat yang saat ini memilih menggelontorkan uangnya untuk berpergian dibandingkan belanja.

“Ada juga yang memindahkan uang belanjanya ke perbankan, jadi dana pihak ketiga. Jadi bukan karena daya beli,” kata Roy saat berbincang dengan VIVA.co.id, Jakarta, Selasa 24 Oktober 2017.

Curhat Pelaku Industri Ritel Tak Diajak Koordinasi Soal PPKM Darurat

Aprindo, lanjut Roy, mengaku belum menerima secara resmi informasi penutupan sejumlah gerai Lotus oleh MAP. Tapi, ditegaskan penutupan gerai Lotus sama sekali tidak berhubungan dengan adanya pergeseran konsumsi masyarakat ke ritel online.

Roy mencontohkan, dari penutupan sejumlah gerai Matahari Departement Store yang juga dikelola oleh MAP. Menurutnya, penutupan gerai Matahari di kawasan Blok M dan Manggarai hanyalah realokasi tempat agar menjadi lebih strategis. 

Pandemi COVID-19, Belanja Ritel Masyarakat Membaik di Akhir Tahun

“Saya dengar penutupan itu lebih kepada mereka mengganti format. Konsolidasi pasar,” jelasnya,.

Sebagai informasi, setelah dua gerai Matahari Departement Store tutup beberapa waktu lalu, Lotus Departement Store yang berada di bawah manajemen PT MItra Adiperkasa juga memutuskan untuk menutup gerainya. Mulai dari gerai di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Bekasi, dan kawasan Cibubur. (ren)

Dukung pemerintah pencapaian ekonomi 2024

Misi Pemerintah Lewat Transformasi Digital Capai Target Pertumbuhan Ekonomi 5,2% di 2024

Perlu adanya transformasi struktural dengan kuatkan pasar dalam negeri, sebut saja salah satunya transformasi digital untuk penguatan rantai pasok dan logistik nasional.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024