Sri Mulyani: Pungut Pajak bukan karena Hobi, Tapi Amanat UU

Presiden Jokowi dan Menteri Keuangan Sri Mulyani saat tinjau Kantor Pajak beberapa waktu lalu.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Rosa Panggabean

VIVA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengingatkan pentingnya peranan Direktorat Jenderal Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dalam mengumpulkan penerimaan negara. Dana yang dikumpulkan kedua institusi tersebut memiliki andil tersendiri untuk menstimulasi perekonomian nasional.

IHSG Dibuka Menguat, Cek Saham-saham Pilihan Hari Ini

Hal tersebut dia kemukakan dalam seminar peringatan Hari Oeang ke-71, dengan tema Sinergi Reformasi Perpajakan dan Bea Cukai di Mezzanine, Kompleks Kementerian Keuangan, Rabu 25 Oktober 2017. Menkeu menilai, ada tanggung jawab besar yang diemban kedua institusi tersebut.

“Kalau Anda lihat instrumen APBN, maka Anda bisa langsung tebak dua institusi itu sangat bertanggung jawab,” kata Ani, sapaan akrab Sri Mulyani.

Jawab Mahfud MD, TKN Optimis Rasio Penerimaan Negara Naik Hingga 23 Persen

Ani menjelaskan, penerimaan perpajakan yang masuk ke kas keuangan negara nantinya akan dialokasikan untuk kegiatan-kegiatan produktif. Misalnya, pembangunan infrastruktur melalui alokasi kementerian dan lembaga, sampai dengan kegiatan pengentasan kemiskinan.

“Kemenkeu bertanggung jawab dari sisi kementerian dan lembaga, pemerintah pusat dan daerah, karena transfer daerah dan dana desa jumlahnya besar,” katanya.

Pemerintah Kantongi Penerimaan Pajak Rp 1.387 Triliun hingga September 2023

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menegaskan upaya pemerintah mengumpulkan penerimaan telah tercantum dengan jelas dalam Undang-Undang. Dana tersebut, nantinya pun akan kembali lagi ke masyarakat dalam bentuk pembangunan.

“Ditjen Pajak dan Ditjen Bea dan Cukai, dua institusi ini yang membangun tulang punggung Republik ini. Kami pungut pajak bukan karena hobi, tapi itu amanat UU,” tegasnya. (ren)

Monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta.

IHSG Menguat Ditopang Capaian Penerimaan Pajak, tapi Dihantui Pelemahan Rupiah

Indeks harga saham gabungan atau IHSG melemah 18 poin atau 0,25 persen di level 7.291 pada pembukaan perdagangan Kamis, 28 Maret 2024.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024