Halusnya 'Si Peluru' Buatan China

Kereta kecepatan tinggi milik China generasi kedua.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dusep Malik

VIVA – Menteri Badan Usaha Milik Negara, Rini Soemarno, menyatakan, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung terus berjalan. Ia mengakui ada saja halangan pada proyek tersebut. Namun, ia yakin akan berjalan sesuai dengan harapan.

Proyek KA Cepat Whoosh Bengkak Rp 18 Triliun, Pemerintah Masih Nego Bunga Utang

Perkembangan terkini, untuk pinjaman dari China Development Bank (CDB), disebutnya akan segera cair pada bulan depan atau November 2017. Nilainya berkisar US$500 juta-US$1 miliar yang akan dicairkan secara bertahap.

Lalu, bagaimana sebenarnya kehebatan kereta kecepatan tinggi buatan China tersebut?

Ini Alasan Indonesia Pilih China dalam Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung

VIVA.co.id dan sejumlah jurnalis dari Jakarta kebetulan pada Senin 30 Oktober 2017 ini mencoba menikmati perjalanan dengan kereta cepat CRH dari Kota Beijing menuju Shanghai, China.

Sebelum menaiki kereta cepat tersebut, sejumlah jurnalis yang ikut sempat bertanya-tanya tentang kualitas produk dari Tiongkok ini. Sebab, China baru dikatakan mengembangkan proyek bullet train ini di dunia dan banyak alami kegagalan.

Mengenal 'Tukang Las Asing' Kereta Cepat yang Sempat Bikin Heboh

Saat ini, kereta kecepatan tinggi yang dimiliki China sudah dua generasi. Di mana pada kereta tipe generasi pertama hanya memiliki kecepatan maksimal 325 km/jam. Sedangkan, untuk generasi kedua dapat mencapai lebih dari 350 km/jam.

Salah satu mahasiswa Renmin University of China, Luis yang ikut menumpang kereta tersebut menceritakan ada perbedaan yang sangat jelas dari dua generasi kereta cepat di China.

"Di China ada tiga warna di kereta kecepatan tinggi, yaitu biru, emas dan merah. Untuk warga biru adalah generasi pertama di mana mesinnya campuran teknologi dari Jerman, sedangkan merah dan emas seluruh komponen produknya adalah buatan dalam negeri," jelasnya.

Luis mengungkapkan, kereta cepat Beijing ke Shanghai sangat diminati masyarakat saat ini. Terlebih ada 20 perjalanan kereta per harinya antara dua kota tersebut dengan kereta ini.

Satu gerbong kereta kecepatan tinggi ini mampu menampung sekitar 80 orang penumpang. Dan dalam satu rangkaian kereta dari Beijing menuju Shanghai terdiri dari 16 gerbong.

Kondisi kabin di dalam kereta kecepatan tinggi miliki China.

Situasi dalam gerbong kereta cepat dari Beijing ke Shanghai. (Foto: VIVA.co.id/Dusep Malik)

Perjalanan dari Beijing ke Shanghai dengan kereta kecepatan tinggi berjarak kira-kira 1.300 kilometer, dengan kecepatan maksimal 347 km/jam dan mampu ditempuh dalam waktu 4 jam 20 menit.

"Kira-kira empat jam 20 menit sampai dengan lima jam. Dari Beijing ke Shanghai hanya berhenti di dua stasiun dan itu tidak lama. Jadi sangat cepat dibandingkan kita harus naik pesawat," ujarnya.

Luis menambahkan, lebih senangnya masyarakat naik kereta ketimbang naik pesawat disebabkan oleh faktor jauhnya bandara dan buruknya lalu lintas menuju bandara yang sering macet, sehingga total waktu perjalanannya lebih cepat menggunakan kereta kecepatan tinggi.

Sedangkan, untuk Anda yang sedang melakukan kunjungan ke China atau ingin mencoba naik kereta kecepatan tinggi sebelum ada di Jakarta-Bandung, tiketnya dibandrol sebesar 553 Yuan atau sekitar Rp1,1 juta.

Sementara itu, Vera salah satu jurnalis dari Jakarta, mengatakan setelah menaiki kereta kecepatan tinggi dari Beijing ke Shanghai dirinya merasa tertarik untuk mencobanya lagi.

Sebab, katanya, anggapan yang selama ini ada dibenaknya hilang seketika saat duduk di dalam kabin kereta tersebut. Ia menilai, kereta buatan China ini sangat stabil dan nyaman, bahkan tak ada goncangan atau takut di dalamnya.

"Jarak duduk antara bangku sangat luas jadi nyaman, keamanan sangat aman tidak terasa dan tidak menakutkan. Sebelumnya saya khawatir dan justru setelah naik sangat halus, saya harap Indonesia bisa miliki ini," ujarnya.

Perlu diketahui, Pemerintah China terus melakukan perbaikan atas sarana prasarana kereta kecepatan tingginya. Usai kejadian, kecelakaan yang memakan korban 30 orang lebih pada beberapa tahun lalu, kecepatan kereta dibatasi menjadi maksimal 350 km/jam dari sebelumnya bisa mencapai 500 km/jam.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya