- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA – Badan Pusat Statistik mencatat nilai tukar rupiah pada November 2017, menguat atau terapresiasi terhadap dolar Amerika Serikat dan Australia. Namun, rupiah justru melemah, atau terdepresiasi terhadap yen Jepang dan Euro.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, hasil ini disurvei dari money changer yang ada di seluruh Indonesia. Adapun nilai tukar rupiah menjadi Rp13.490,31 per dolar AS, sedangkan untuk dolar Australia menjadi Rp10.018,75 per dolar Australia.
"November dibanding minggu ke IV Oktober, rupiah terapresiasi 0,24 persen terhadap dolar AS dan 2,15 persen terhadap dolar Australia," kata Suhariyanto di kantornya, Jumat 15 Desember 2017.
Dia melanjutkan, rupiah justru mengalami depresiasi atau melemah terhadap yen Jepang sebesar 1,27 persen dengan nilai tukar Rp120,42 per yen Jepang. Lalu untuk Euro, rupiah melemah 0,33 persen dengan nilai tukar Rp15.950,72 per euro.
Empat mata uang asing yang dimonitor BPS ini, merupakan mata uang yang hampir selalu diperdagangkan di 34 provinsi seluruh Indonesia. "Sehingga dapat dimonitor transaksinya," kata dia.
Dijelaskan, untuk posisi pelemahan rupiah terhadap Yen Jepang pada posisi minggu terakhir November 2017, secara rata-rata nasional tercatat melemah 1,51 poin dibanding Oktober 2017. Pelemahan terbesar terjadi di Provinsi Papua, yaitu 2,84 poin.
Sedangkan untuk nilai tukar terendah rupiah terhadap euro tercatat di Provinsi Riau sebesar Rp16 ribu per euro dan di Provinsi Sulawesi Barat sebesar Rp16.091 per euro pada minggu terakhir November 2017.