Kelola Blok Mahakam, Pertamina Diminta Setop Mengeluh

Pekerja blok migas.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

VIVA – PT Pertamina pada tahun ini diperkirakan memiliki penerimaan yang meningkat cukup signifikan. BUMN pengelola migas ini bahkan diyakini tak harus menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) dan mengeluh penugasan pemerintah.

Begini Dampak Insentif Pemerintah ke Pertamina Hulu Mahakam Demi Jaga Produksi Migas Lapangan Tua

Pengamat ekonomi energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi, mengatakan, Pertamina selalu mengeluhkan beban finansial akibat penugasan ‘BBM Satu Harga’ dan tidak dinaikkannya harga BBM jenis premium, solar, dan minyak tanah.

Menurut dia, akibat penugasan tersebut, potential loss Pertamina memang bisa mencapai Rp19 triliun. Dan kerugian itu bisa terjadi jika memperhitungkan potensi opportunity loss secara parsial.

Pertamina Hulu Mahakam Alirkan Gas Perdana di Anjungan WPN-4

“Namun, jika Pertamina memperhitungkannya secara komprehensif dengan memperhitungkan potensi keuntungan atas pengelolaan sejumlah blok migas di hulu, utamanya Blok Mahakam, potensi kehilangan keuntungan itu hampir tidak berarti sama sekali,” ujar Fahmy dalam keterangan tertulisnya, Selasa 2 Januari 2018.

Ia menguraikan, Blok Mahakam masih menyisakan cadangan sebanyak 57 juta barel minyak, 45 juta barel kondensat, dan 4,9 trillion cubic feet (tcf gas).

Pertamina Hulu Mahakam Perkenalkan Pertakultur Ramah Lingkungan

Menurut perhitungan SKK Migas, dengan aset non-cash Blok Mahakam, aset Pertamina akan bertambah kurang lebih 20 persen, yakni sebesar US$9,43 miliar atau sekitar Rp122,59 triliun.

Adanya tambahan aset sebesar itu, total aset Pertamina kini menjadi US$54,95 miliar atau sekitar Rp714,35 triliun. Aset sebesar itu, meningkatkan modal sendiri (equity) Pertamina, dan meningkatkan financial leverage Pertamina hingga tiga kali lipat.

Peningkatan financial leverage itu akan semakin meningkatkan kredibilitas Pertamina dalam memperoleh dana segar (fresh money) dari pihak ketiga, termasuk penerbitan obligasi, untuk capital expenditure (capex) dan operational expenditure (opex), baik untuk membiayai operasional Blok Mahakam, maupun blok migas lainnya.

Selain itu, urai Fahmy, dengan share down 39 persen saham Blok Mahakam, Pertamina diperkirakan bisa meraup fresh money sebesar US$3,68 (39 persen dikalikan US$9,43 miliar) atau Rp47,84 triliun.

Sementara itu, lanjut Fahmy, berdasarkan produksi sebelumnya, potensi pendapatan netto, setelah dikurangi cost recovery selama 2018 diprediksikan mencapai US$317 juta atau sekitar Rp4,12 triliun.

“Maka dengan pengelolaan Blok Mahakam, Pertamina memperoleh tambahan aset sebesar Rp122,59 triliun, fresh money Rp47,84 triliun, dan pendapatan netto per tahun Rp4,12 triliun,” tuturnya.

Untuk itu, ia menyarankan, dengan tambahan non-cash aset, cash flow dan pendapatan dari Blok Mahakam, Pertamina tidak sepantasnya selalu mengeluhkan penugasan pemerintah.

“Pertamina juga sudah seharusnya bertambah peka dan peduli terhadap rasa keadilan rakyat, dengan mendukung keputusan pemerintah untuk tidak menaikkan harga premium, solar, dan minyak tanah hingga kuartalan 2018, bahkan sepanjang 2018,” ujarnya.

Blok Mahakam secara resmi dialihkan pengelolaannya ke Pertamina terhitung 1 Januari 2018. Sebelumnya, blok kaya minyak dan gas itu dikelola oleh perusahaan Prancis Total Indonesie dan perusahaan Jepang Inpex.

Setelah Blok Mahakam, Pertamina berpeluang besar mendapat penugasan baru dari pemerintah untuk mengelola sejumlah blok yang habis masa kontraknya. Menurut Fahmy, semua itu bisa dilihat sebagai kompensasi dalam bentuk non-cash aset.

“Makanya setop mengeluh. Pertamina tidak perlu khawatir mengalami opportunity loss dalam menjalankan penugasan pemerintah, baik BBM penugasan, maupun BBM satu harga,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya