Ratu Prabu Mau Investasi LRT, Menhub: Pilih Jalur Ekonomis

Proyek pembangunan LRT di Tol Cikampek beberapa waktu lalu.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Risky Andrianto

VIVA – PT Ratu Prabu Energi Tbk telah menawarkan diri kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk investasi pembangunan Light Rail Transit atau LRT di Jakarta sepanjang 230 hingga 400 km. Perusahaan tersebut berencana menggelontorkan investasi mencapai US$25 miliar atau sekitar Rp400 triliun.

Menhub Tinjau Lokasi Calon Bandara Penunjang Ibu Kota Baru

Menanggapi itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, pihaknya bahkan sudah menerima niatan itu sejak tahun lalu. Ia pun menyambut baik jika swasta berminat investasi di sektor transportasi Indonesia.

"Apa yang disampaikan, kami menyambut baik apabila ingin membangun di Indonesia karena APBN kita tidak cukup untuk membiayai semua pembangunan, khususnya di kereta," kata Menhub di Jakarta, Minggu 7 Januari 2018.

Menhub Ikut Lepas Ekspor 262 Gerbong Barang ke Selandia Baru

Budi menyarankan investasi pembangunan itu dapat dilakukan secara bertahap tanpa terburu-buru. Sebab, jika dibangun secara besar-besaran dikhawatirkan ada hal-hal yang berdampak tidak baik.

"Karena kan kita tidak ingin, kita bangun secara eksplosif nanti tiba-tiba ada hal yang tidak diinginkan, ada dampak yang tidak baik," ujarnya.

Jelang Diresmikan Jokowi, Menhub Cek Kondisi Bandara Tebelian

Dia pun mengusulkan, jika perusahaan swasta itu ingin membangun, maka harusnya ada beberapa jalur potensial yang diutamakan terutama akses menuju bandara.

"Terutama yang menuju ke Bandara Soekarno-Hatta, baik Halim menuju Soetta, maupun daerah selatan MRT diteruskan ke BSD, diteruskan ke Alam Sutera dan diteruskan ke bandara. Pasti itu merupakan jalur-jalur yang sangat ekonomis, Mulai dari situ," kata dia.

Adapun mengenai besarnya dana dalam rencana investasi Ratu Prabu, Menhub pun tidak mau berkomentar banyak. Diakuinya, nilai investasi yang ditawarkan Ratu Prabu sangat bombastis.

"Saya tidak mau komentar soal besarannya, karena bombastis ya. Bayangin kalau LRT Jabodebek itu kan Rp29 something triliun. Kalau Rp400 triliun itu ada 13 kali lipat itu. Itu kan rata seluruh Jakarta akan itu dibangun. Kita tidak ingin tiba-tiba. Ada yang sebelumnya repot kan, makanya lakukan bertahap, katakanlah kita bangun enam tahun, setiap tahun kita buat porsinya," tuturnya. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya