Energi Mega Persada Terbitkan 4,2 Miliar Saham Baru

Manajemen PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG).
Sumber :
  • VIVA.co.id/Fikri Halim

VIVA – PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa atau (RUPLB) kedua pada Rabu hari ini, 10 Januari 2018.

EMP Temukan 126 Miliar Kaki Kubik Gas di Blok Bentu

Ada dua agenda dan dua kesepakatan yang diambil dalam RUPS yang berlangsung sekitar 3 Jam tersebut.

Chief Investor Relations ENRG, Herwin Wahyu Hidayat, menjelaskan agenda pertama adalah persetujuan pembelian kembali dua sisa saham seri B dengan nilai nominal Rp100 per saham yang timbul dari pelaksanaan reverse stock split saham beberapa waktu lalu. 

Produksi Minyak EMP Naik di 9 Bulan Pertama 2023, Simak Rinciannya

Ia menjelaskan, per Juli 2017, perusahaan telah melakukan reverse stock split saham, di mana setiap 8 lembar saham lama dengan harga nominal Rp100 dikonversikan menjadi satu lembar saham baru di harga Rp800.

"Sebagai hasil dari reverse stock split itu terdapat dua lembar saham seri B dengan nominal Rp100 rupiah yang ada di pembeli siaga atau standby buyer. Jadi agenda pertama adalah persetujuan untuk membeli dua sisa lembar saham seri B ini dari pembeli siaga. Itu sudah disetujui oleh mayoritas pemegang saham," katanya, di Bakrie Tower, Jakarta, Rabu 10 Januari 2018. 

Genjot Pengeboran, EMP Alokasikan Belanja Modal hingga Rp 2,3 Triliun di 2024

Agenda kedua, lanjut dia, adalah persetujuan atas rencana penambahan modal perusahaan dengan menerbitkan saham baru sekitar 4,2 miliar lembar saham melalui mekanisme Penambahan Modal Tanpa Memberikan Hak Memesan Terlebih Dahulu. Agenda kedua ini disepakati oleh mayoritas pemegang saham.

"Intinya kita menerbitkan saham baru sekitar 4,2 miliar lembar saham baru dengan harga konversi. Karena lebih ke debt to equity swap, ya, konversi utang menjadi modal. Dengan harga konversi di harga Rp104 per lembar saham," katanya.

Herwin mengungkapkan, setelah utang itu dikonversi menjadi saham, maka pinjaman yang diperoleh dari lima kreditur atau vendor yang sebesar US$32 juta atau sekitar Rp430 miliar telah dikonversi menjadi saham.

"Ada lima pinjaman dari kreditur dan vendor yang totalnya US$32 juta atau sekitar Rp430 miliar yang dikonversikan menjadi saham. Jadi, nilai pinjamannya berkurang segitu,” paparnya. 

Imbasnya, equity atau modal perusahaan pun meningkat sebesar US$32 juta, sehingga, debt to equity ratio  perusahaan pun membaik.

"Equity atau modal naik sebesar US$32 juta. Debt to equity ratio dan liquidity ratio ikut membaik. Otomatis beban bunganya juga berkurang. Ini juga di-approve oleh pemegang saham," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya