Israel: Untuk Perdamaian Palestina, AS Tak Tergantikan

Presiden AS Donald Trump (kiri) dan PM Israel, Benjamin Netanyahu di Menara Trump, New York, AS.
Sumber :
  • Kobi Gideon/Government Press Office (GPO)/Handout via REUTERS

VIVA – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa tidak ada pengganti bagi Amerika Serikat untuk menjadi perantara kesepakatan damai antara Israel dan Palestina.

4 Negara Eropa Ini Bersumpah Siap Akui Palestina sebagai Negara Merdeka, Ini Alasannya

"Saya pikir tidak ada pengganti untuk Amerika Serikat. Sebagai perantara perdamaian yang jujur, sebagai fasilitator, tidak ada badan internasional lainnya yang akan melakukannya," kata Netanyahu di World Economic Forum di Davos, Swiss.

Kondisi ini berbeda dengan pernyataan Presiden Palestina Mahmoud Abbas beberapa waktu lalu, yang mengatakan akan menyerahkan pembicaraan dengan Israel, lewat panel internasional. Meski Abbas tak menutup kemungkinan, jika ada peran Amerika yang ikut ambil bagian dalam panel seperti itu.

Menlu Arab Saudi Tegaskan Tak Ada Normalisasi Hubungan dengan Israel Tanpa Kemerdekaan Palestina

"Kami tidak menerima Amerika Serikat sebagai mediator antara kami dan Israel. Biarlah komite internasional yang dibentuk pada konferensi internasional, yang terdiri atas empat atau lima negara. Tapi jika Amerika Serikat Sendiri? Tidak," kata Abbas seperti dikutip dari Reuters, 26 Januari 2018.

"Kami tidak akan menerima apa pun yang AS putuskan dan kami tidak akan menerima mediasinya setelah melakukan kejahatan itu," ujarnya.

PM Israel Benjamin Netanyahu Kembali Tolak Permintaan Genjatan Senjata

Sebelumnya, warga Palestina 'murka' atas pengakuan Presiden Donald Trump terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Dalam sebuah pertemuan, Abbas mengatakan langkah itu telah mendiskualifikasikan Amerika sebagai 'perantara damai'.

AS sudah dianggap sebagai pengkhianat bagi publik Palestina, dan mereka menolak AS untuk menjadi mediator perdamaian.

Di sisi lain, Israel mengatakan menyambut AS sebagai mediator. Namun, tawaran AS untuk menghidupkan kembali perundingan, yang dipimpin oleh penasihat sekaligus menantu Trump, Jared Kushner, sejauh ini tidak menunjukkan kemajuan.

Sejak 2002, sebuah 'kuartet' perundingan perdamaian Timur Tengah yang terdiri atas Amerika, Rusia, Uni Eropa, dan Perserikatan Bangsa Bangsa telah ditugaskan untuk mempromosikan usaha perdamaian, namun gagal menunjukkan hasil apa pun.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya