Rekam Jejak Baik, RI Optimistis Terpilih Jadi Anggota DK PBB

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Avra Augesty

VIVA – Pemerintah Indonesia optimistis dan percaya diri dalam pencalonan anggota tidak tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (DK PBB). Rencananya, pemilihan tersebut akan diselenggarakan pada Juni 2018 mendatang. 

Indonesia Tetap Bersikap Bebas Aktif Soal Konflik Rusia-Ukraina

"Kita harus confident untuk bisa terpilih," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir di Gedung Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat, Kamis, 22 Februari 2018.

Hal yang sama diungkapkan Direktur Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata Kemlu RI, Grata Endah. Menurut dia, kepercayaan diri tersebut tidak lahir begitu saja, melainkan berdasarkan rekam jejak, serta kompetensi cukup baik yang dimiliki Indonesia untuk menjadi anggota DK PBB.

Rusia Invasi Tetangganya, Ridwan Kamil Monitor Warga Jabar di Ukraina

"Sebagai catatan, rekam jejak kita bukan hanya tahun ini, jika terpilih ini adalah keanggotaan kita yang keempat kalinya. Jadi kita sudah membangun track record kita dalam keanggotaan di periode sebelumnya," ujar Grata. 

Optimisme tersebut juga dibangun dengan kerja keras untuk terus menggalang dukungan ke sejumlah negara. Dia mengharapkan, tidak ada hal besar di kemudian hari yang akan mengganggu pencalonan tersebut, dari dalam negeri maupun luar negeri.

Pemerintah RI Kecam Tindakan Rusia yang Melanggar Teritori Ukraina

"Sejauh ini suara yang sudah kita galang cukup melebihi ambang batas yaitu dua pertiga dari suara yang perhitungannya harus dimiliki, bila kita ingin menduduki kursi di DK PBB," ujar Grata.

Pada Juni mendatang, pemilihan anggota tidak tetap DK PBB bukan hanya dilakukan untuk wilayah Asia Pasifik, dalam hal ini Indonesia dan Maladewa, tetapi juga di kawasan lainnya.

Pada saat yang sama akan dilakukan pemilihan dari negara barat, eropa dan kelompok lainnya yaitu Belgia, Jerman dan Israel. Untuk kawasan Amerika Latin, yaitu Argentina dan Dominican Republic. Sementara untuk kawasan Afrika akan diikuti oleh Afrika Selatan dan Namibia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya