Kunjungi KBRI Kuala Lumpur, Dede Yusuf Angkat Topi

Komisi IX DPR kunjungi shelter TKI di Malaysia
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Rintan Puspitasari

VIVA – Ketua Komisi IX DPR RI Dede Yusuf terkejut, saat mengunjungi kantor KBRI Kuala Lumpur, Malaysia, Senin 2 April 2018. Sebab, KBRI memberikan pelayanan 24 jam kepada warga negara yang ingin mengurus berbagai keperluan terkait masalah kewarganegaraan.

Jutaan TKI Tak Berdokumen di Malaysia Terlunta-lunta Saat Wabah Corona

"Tadi kami melihat di bawah, kami menyaksikan sendiri, mungkin sehari bisa seribu orang, dan mereka buka 24 jam. Ini benar-benar harus kami berikan apresiasi dong. Tidak ada perwakilan di daerah lain melakukan hal yang sama," kata Dede, di KBRI Kuala Lumpur, Malaysia.

Malaysia sebagai salah satu negara dengan jumlah tenaga kerja WNI yang luar biasa, baik legal dan ilegal. Tugas berat bagi KBRI di sini untuk selalu bisa setiap saat siaga, demi warga negara Indonesia yang tinggal di negara Jiran.

Keluarga Telantar di Tengah Hutan Malaysia Akan Dipulangkan ke Sumut

Karena itu, Dede sangat mengapresiasi apa yang dilakukan KBRI. 

"Artinya apa,  24 jam, bukan hal yang mudah, saya bisa membayangkan kawan-kawan di sini bekerjanya lemburnya enggak bisa kebaca. Tetapi, juga harus kita melihat bahwa saking banyaknya jumlah WNI yang ada di sana yang selama ini belum terperhatikan," ujar Dede.

Suporter Indonesia Kembali Dibebaskan Kepolisian Malaysia

Dia melanjutkan, saat ini Kedubes Malaysia mencoba melakukan berbagai perbaikan, baik yang sifatnya adalah tugas counselorisme (paspor, imigrasi) atau pun juga tugas yang terkait permasalahan tenaga kerja (shelter)," ujarnya. 

Sementara itu,  Duta Besar Indonesia untuk Malaysia Rusdi Kirana mengungkapkan alasannya membuka pintu KBRI 24 jam. "Tidak kami biarkan warga kita mempermalukan Republik, dan mempermalukan negara kita. Makanya, kami buka 24 jam," kata Rusdi dalam sambutannya.

Berbagai permasalahan yang diungkapkan langsung para TKI yang berada di shelter (penampungan) juga menjadi perhatian Dede. Mereka yang tinggal di shelter, beberapa di antaranya memilih kabur karena tak siap bekerja di Malaysia. Ketidaksiapan TKI ini yang kemudian seharusnya menjadi perhatian pemerintah Indonesia. 

"Sesuai rencana undang-undang kita, hulunya harus kita benahi. Hulu itu adalah aturan-aturan yang ada di Republik kita sendiri. Karena, di sini tugasnya jadi seperti pemadam kebakaran, ada masalah diurus, ada masalah diurus. Tetapi, apa yang dilakukan Kedubes Malaysia saat ini, saya angkat topi lah," ujar Dede. 

Shelter dibangun di dalam Gedung KBRI untuk dijadikan tempat tinggal sementara para TKI bermasalah, baik karena gaji yang belum dibayar hingga kekerasan, untuk menunggu pemulangan. 

Di tempat itu, mereka juga dibekali dengan berbagai ketrampilan, mulai memasak, menjahit, spa, serta kantin Saya Mau Sukses yang dikelola oleh para TKI tersebut untuk mengisi waktu luang.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya