Putra Mahkota Saudi Nilai Israel Berhak atas Tanah Mereka

Pangeran Mohammad bin Salman di London
Sumber :
  • REUTERS/Simon Dawson

VIVA – Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman mengatakan bahwa Israel berhak untuk hidup damai di tanah mereka sendiri. Hal ini diungkapkannya dalam sebuah wawancara dengan majalah The Atlantic. Hal tersebut dianggap sebagai tanda bahwa hubungan antara Saudi dengan Israel semakin dekat.

Jelang Idul Fitri, Persatuan Cendekiawan Muslim Internasional Serukan Gencatan Senjata di Gaza

"Saya yakin masyarakat Palestina dan Israel memiliki hak untuk tanah mereka sendiri. Tapi kita harus memiliki perjanjian damai untuk menjamin stabilitas bagi semua orang dan memiliki hubungan yang baik," kata Pangeran Mohammed bin Salman seperti dikutip Reuters, Selasa, 3 April 2018.

Arab Saudi, sebagai tempat kelahiran Islam dan rumah bagi tempat-tempat suci, tidak mengakui Israel secara resmi. Negara ini selama bertahun-tahun tetap mempertahankan posisinya bahwa normalisasi hubungan dengan Israel akan bergantung pada sikap Israel atas tanah pendudukan yang saat ini tengah diperjuangkan Palestina.

Mengapa Kita Harus Jeli Menyikapi Berita Boikot? Ini Alasannya

"Kami prihatin tentang nasib masjid suci di Yerusalem dan tentang hak-hak rakyat Palestina. Ini yang kami rasakan. Kami tidak memiliki objektivitas terhadap orang lain," ujar Pangeran Mohammed.

Namun peningkatan ketegangan antara Iran dan Arab Saudi telah memicu spekulasi bahwa kepentingan bersama dapat mendorong Saudi dan Israel untuk bekerja sama melawan ancaman Iran.

Ramadhan Konflik di Gaza Belum Reda, Palestina Ucapkan Terima Kasih Indonesia Terus Bantu

"Ada banyak kepentingan yang kami bagi dengan Israel dan jika ada perdamaian, akan ada banyak kepentingan antara Israel dengan negara-negara Teluk," lanjutnya.

Arab Saudi juga membuka wilayah udaranya untuk pertama kali bagi penerbangan komersial Israel bulan lalu yang dipuji pejabat Israel sebagai momen bersejarah bagi dua negara.

Sementara November lalu, seorang anggota kabinet Israel mengungkapkan kontak terselubung dengan Arab Saudi. Pengakuan terkait transaksi rahasia ini sudah lama dirumorkan namun hal ini masih disangkal oleh Saudi.

Saudi juga turut mengutuk tindakan Presiden Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Namun pejabat di Arab mengatakan, Riyadh tampaknya berada “di kapal yang sama” dengan strategi Amerika terkait Israel dan Palestina.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya