Isi Surat Penolakan Trump ke Korut Bawa-bawa Nama Tuhan

Surat Trump batalkan pertemuan dengan Kim Jong-un
Sumber :
  • Akun Twitter The White House @WhiteHouse

VIVA – Presiden Amerika Serikat Donald Trump akhirnya memutuskan untuk membatalkan pertemuan dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un. Sedianya, pertemuan bersejarah itu akan dihelat pada 12 Juni 2018.

Delegasi Korea Utara Kunjungi Iran, Isu Kerjasama Semakin Kuat

Melalui surat, Donald Trump secara resmi mengirimkannya kepada Kim dan membeberkan alasannya membatalkan pertemuan yang sejak lama sudah diupayakan itu. Trump, sebagaimana dilansir BBC, menyatakan bahwa sikap Korea Utara yang membuat pertemuan itu tak bisa terealisasi.

Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Korut Kim Jong-un

Deretan Negara Paling Tak Percaya Tuhan di Dunia, Mayoritas di Benua Asia!

Dalam surat tersebut, Trump menyebutkan bahwa AS sadar sudah banyak upaya dan waktu yang dihabiskan untuk mewujudkan rencana pertemuan itu. Dia juga mengapresiasi karena pertemuan itu diminta oleh Korut.

Namun, dia menyayangkan bahwa dalam pernyataannya pada hari-hari belakangan, Kim justru dianggap tak menunjukkan keinginan damai, melainkan cenderung mengancam dan menyebarkan kebencian.

Kim Jong Un Dikabarkan Punya Selingkuhan Seorang Penyanyi, Hingga Punya Anak Bersama

"Oleh karena itu, melalui surat ini saya menyatakan bahwa pertemuan Singapura untuk kebaikan kedua pihak tidak bisa dilangsungkan," dikutip dari surat resmi Trump.

Donald Trump juga sempat membawa-bawa nama Tuhan dalam suratnya dengan harapan Korut dan nuklirnya, kata dia, tak akan menjadi ancaman bagi dunia.

"Silakan Anda bicara soal kekuatan nuklir, namun milik kami jauh lebih masif dan kuat. Saya berdoa kepada Tuhan semoga nuklir itu tidak akan pernah terpakai," kata Trump lagi.

Protes terhadap Presiden Donald Trump di depan Kedubes Korsel

Setelah Trump membatalkan pertemuan tersebut, aksi protes terjadi di Kedubes AS di Korea Selatan. Para warga dan mahasiswa menyayangkan tindakan Trump yang dianggap ceroboh dan bisa membahayakan keamanan.

Aksi itu diwarnai dengan gambar-gambar karakter Trump, Kim dan Presiden Korsel Moon Jae-in dengan Trump yang diposisikan bagai seorang patut disalahkan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya