Sedikit Melemah, Harga Minyak Masih di US$78

VIVAnews - Harga minyak mentah sedikit melemah namun masih kokoh di level US$78/barel. Investor melihat adanya indikasi kenaikan permintaan minyak dunia terutama Asia tahun depan dan melemahnya dolar mendorong naiknya harga minyak.

Melalui transaksi elektronik untuk perdagangan Asia di bursa New York, Selasa siang waktu Singapura, harga minyak light sweet untuk pengiriman Desember turun 26 sen menjadi US$78,64 per barel. Dini hari tadi, harga minyak mentah naik US$2,25 atau lebih dari tiga persen menjadi US78,90 per barel, kenaikan terbesar sejak 30 September silam. Di London, harga minyak Brent untuk pengiriman Desember turun 27 sen menjadi US$78,49. 

Para investor mencoba mengantisipasi pemulihan ekonomi pasca krisis ekonomi. Pelaku pasar juga mulai mengira-ngira berapa besar peningkatan permintaan minyak mentah selama tahun depan.

72 Narapidana Terorisme Ucapkan Ikrar Setia NKRI

Sejumlah analis memperkirakan bahwa naiknya permintaan minyak mentah Asia, khususnya di China, akan mendorong harga minyak lebih tinggi dibandingkan pemulihan permintaan di AS yang lebih moderat.

"Permintaan di luar AS akan stagnan, tetapi kami melihat adanya pertumbuhan permintaan di Asia," ungkap Alan Plaugmann, analis komoditas di Saxo Capital Market di Singapura. "Saya rasa fundamental minyak akan mengetat dan pasar akan bangkit," kata Plaugmann.

Plaugmann memperkirakan harga minyak mentah akan menyentuh US$100 per barel pada triwulan kedua atau ketiga tahun depan. (AP)

The All-New Citroen C3 Aircross

Alasan Citroen Masih Enggan Pasarkan Mobil Hybrid di Indonesia

Pabrikan otomotif asal Prancis, Citroen menyampaikan masih enggan bermain di segmen mobil Hybrid untuk pasar Indonesia.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024